saya tahu bahwa Rasulullah berteman bahkan dengan orang yang membencinya. sejujurnya inilah yang mendorong saya untuk bersikap manis saat bertemu dengan dia yang saya sebut "iblis betina", karena perlakuannya yang sangat tidak baik kepada saya bertahun-tahun yang lalu.
tadi dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. bahwa kata-kata yang menusuk hati itu tak pernah terlontar dari mulutnya. bahwa "teror" yang ia bawa dalam hidup saya tidak pernah terjadi.
kami berbicara layaknya teman kuliah yang lama tidak bertemu. sampai ia menyebut niatnya untuk mencari saya di jejaring terbesar di dunia.
entah kenapa saya menarik diri. saya memang sudah memaafkan (maksudnya Tuhan saja memaafkan, masa kita makhluk yang kecil ini tidak mau memaafkan?). namun untuk melupakan kemudian menjalin hubungan pertemanan... saya tidak yakin.
sebisa mungkin saya tidak ingin melakukannya. sudah cukup, mereka yang belajar dari kesalahan tentu tidak ingin mengulanginya lagi bukan?
salahkah saya?
keep your friends close and your enemy closer... doesn't work in this situation for me.
maaf, saya sudah melakukan apa yang sanggup saya lakukan. selebihnya, saya tidak yakin bila saya masih sanggup.