Sore ini, secangkir teh panas dan novel Candace Bushnell terbaru, “One Fifth Avenue” adalah pelarian dari migren yang menyerang sejak mengurus pajak akhir minggu ini. Jangan pertanyakan novelnya. Lari dari Chuck Palahniuk ke Candace Bushnell bukan hal yang patut dibanggakan, sama sekali. Sebut saja ini sebagai kegilaan sementara, sebuah cara untuk mengalihkan perhatian untuk tidak belanja, tergoda dengan banner besar di salah satu pertokoan besar di Selatan yang meneriakkan, SALE! Saya tidak berencana untuk membeli novel ini tetapi apa sih yang saya rencanakan dalam hidup saya? Nyaris tidak ada.
Itu dia. Saya tidak pernah merencanakan apa pun karena pada dasarnya saya tidak tahu apa yang saya inginkan. Hidup saya selama ini lebih kepada apa yang mereka bilang ‘mengikuti arus.’ Hasilnya, saya pun terombang-ambing dalam arus ketidakpastian.
Dan pertanyaan ini pun kembali menyerang melalui film yang saya tonton, “How To Lose Friends & Alienate People.” Yaitu pada saat Kirsten Dunst bertanya kepada Simon Pegg atas ‘keanehannya’, “What do you want?”. Bila bekerja di sebuah majalah High End adalah impiannya, mengapa ia terus mengacau.
Lalu tepat pada halaman 70 novel yang baru saya baca tadi, pertanyaan itu kembali muncul. Kali ini salah satu karakter, Mindy Gooch, wanita yang berambisi untuk menaklukkan New York, mendatangi psikiater yang menanyakan pertanyaan andalan itu, “What do you want, Mindy? If you could have anything, what would it be? Don’t think, just answer.” Seakan bertanya kepada saya.
Mungkin yang saya inginkan adalah bahagia dalam pekerjaan saya. Menurut seseorang yang cukup dekat, itu masih terlalu lebar, harus lebih spesifik. APA YANG SAYA MAU? Bukan hanya sepasang sepatu Melissa, tetapi harus sepasang sepatu Melissa Vivienne Westwood limited edition berwarna merah dengan detail cuff di bagian pergelangan. Cukup jelas tujuannya sehingga fokus dalam mencapainya dan… tidak salah sasaran.
Sebagai informasi, saya pun mengalami sakit perut yang sama dengan Rebecca Bloomwood dalam “Confession of A Shopaholic” saat tawaran itu jatuh ke pangkuannya. Beruntungnya dia langsung menyadari bahwa bukan itu yang ia mau. Di lain pihak, saya akan menghabiskan bertahun-tahun hidup saya seperti Fish dalam “The Rocker” yang selalu dihantui pertanyaan, “What if…” dan “If only…”.
Seperti dalam The Alchemist, kadang kita harus mengambil jalan memutar hanya untuk kembali ke tujuan. Mungkin ini yang sedang saya jalani. Sebuah jalan memutar yang akan berakhir pada jawaban dari pertanyaan itu.
Memang bukan jalan yang mudah, karena ‘harta karunnya’ tidak terletak di ujung jalan tetapi malah sepanjang jalan itu. Sebuah pekerjaan rumah lainnya untuk selalu membuka telinga, mata dan hati agar ‘harta karun’ itu tetap kita dapatkan.
Dan untuk pertanyaan tadi… Kakek Goku, Gohan, dalam Dragonball Revolution selalu mengatakan, “Always have faith for who you are.”
Saya tidak bisa membohongi diri sendiri dengan mengatakan saya bahagia di sini. Mungkin memang pada dasarnya saya adalah copywriter, tetapi untuk menemukannya saya harus kehilangannya dulu.
So what do I want? Saya ingin kembali ke dunia yang menyenangkan, tanpa kepalsuan, memegang brand yang saya cintai dan hidup bahagia selama bertahun-tahun di sana. Hingga tiba saatnya bagi saya untuk pergi lagi mencari harta karun lainnya…
image: juxxo via deviantart