Rabu, 28 Januari 2009

Ghost Town

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Judul menjelaskan segalanya. Bila "Ghost" membuat Anda menangis miris dan ingin langsung memotong rambut cepak ala Demi Moore, maka film ini akan mencerahkan suasana hati. Bagaimana tidak bila Ricky Gervais menjadi nama andalannya?
Sebagai dokter gigi di Manhattan berjaket Burberry, Bertram Pincus hidup dalam ketenangan dan kenyamanan. Terutama di dalam apartemen mewahnya yang menjunjung tinggi privasi. Apalagi ia juga bukan termasuk orang yang suka bersosialisasi.
Tetapi pengalaman bersentuhan dengan alam baka, meski hanya 7 menit, telah mengubah segalanya. Kini ia merasa kota sedikit lebih penuh dengan kehadiran arwah-arwah yang mulai membuntutinya untuk meminta pertolongan menyelesaikan 'urusan yang belum selesai' milik mereka. Mulai dari suster, pekerja bangunan hingga homo telanjang ;). Semuanya bisa ia atasi dengan baik kecuali satu arwah bernama Frank Herlihy. Seorang pengusaha yang mati mendadak setelah membatalkan pembelian apartemen untuk kekasih gelapnya. Ia pikir urusannya adalah untuk membatalkan pernikahan mantan istrinya dengan laki-laki yang (menurutnya) tidak baik. Tapi ternyata ada yang jauh lebih penting daripada itu.
Awalnya Bertram sama sekali tidak berminat untuk membantu mereka, tetapi kekuatan cinta mampu meluluhkannya.
Berlatar belakang kota Manhattan di musim semi, menyelesaikan film ini meninggalkan hangat di hati.

The Curious Case of Benjamin Button

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Penasaran adalah dorongan utama untuk menonton film yang paling banyak mendapat nominasi Oscar ini. Bagaimana bisa seseorang terlahir dalam fisik tua? Diadaptasi dari cerita pendek karya F. Scott Fitzgerald tahun 1921, film ini bercerita tentang Benjamin yang mengalami masa tua sejak lahir. Keriput, rambut memutih serta disfungsi organ tubuh adalah hal yang ia akrabi di masa kecilnya, tidak lupa sebuah vonis umur pendek dari dokter. Meskipun begitu, Queenie, seorang perawat panti jompo, melihatnya sebagai anugrah, tidak seperti ayah kandungnya yang langsung meninggalkannya di tangga panti jompo. Ia merawat Benjamin kecil yang menghabiskan hari-harinya di kursi roda hingga ia berani untuk pergi berlayar pada usia belasan tahun (Tetapi dengan fisik 70 tahun). Kepergiannya ini memberi pengalaman hidup dan cinta jauh lebih banyak dari anak seusianya. Dan semua pengalamannya tersebut ia tuliskan dengan detail di buku hariannya, meski pada akhirnya ia berhenti pada saat tubuhnya berusia 7 tahun.
Alur lambat ala David Fincher membuat kita mengenal Benjamin lebih dalam dan bagaimana ia berjuang untuk tumbuh di dalam tubuhnya yang berbanding terbalik dengan usia. Kolaborasi kedua Pitt dan Fincher setelah Fight Club tahun 1999 ini kembali mengundang decak kagum. Keduanya pun mendapat nominasi bergengsi di Oscar untuk bidangnya masing-masing, Pitt untuk Best Actor dan Fincher untuk Best Director. Selain 11 nominasi lain yang telah dikantonginya.
Lalu, apa lagi yang bisa memuaskan rasa penasaran selain menontonnya?

Senin, 26 Januari 2009

Rock'n Rolla

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Foreign
Mari menyimak perputaran uang dari penjahat kelas teri sampai ke pengusaha Rusia. Bisa dipastikan jalurnya harus melewati mafia yang paling berkuasa, Lenny Cole, dan tidak lepas dari campur tangan pengacara pengusaha real estat dari Rusia, Uri.
Konflik dan intrik terjadi dan semakin rumit sejak lukisan kesayangan Uri yang dipinjamkan kepada Lenny hilang. Nama anak tiri Lenny disebut sebagai otaknya, Johnny Quid. Seorang junkie yang namanya besar di dunia musik underground, yang sering menganggap dirinya sebagai Rock 'n Rolla.
Masih banyak lagi pihak yang terlibat dalam lingkaran setan perputaran uang dan permainan kotor ala mafia lainnya, selayaknya film Guy Ritchie pada umumnya.
Jadi siapakah Rock 'n Rolla yang sesungguhnya?

Wanting The Unwanted Things with Vicky and Cristina in Barcelona

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Independent
Vicky dan Cristina sejatinya memang sahabat. Tetapi keduanya memiliki cara pandang yang berbeda tentang hidup dan tentunya, Cinta.
Vicky, si rambut coklat yang sedang menyelesaikan studinya di bidang seni adalah wanita yang memegang teguh komitmen dan percaya akan cinta sejati, maka ia pun bertunangan dengan seorang bankir di New York yang sangat mapan.
Cristina, sebaliknya, tidak percaya akan cinta sejati. Ia adalah petualang dan baginya pernikahan hanyalah mimpi seorang gadis kecil yang tidak nyata.
Di Barcelona, mereka menghabiskan musim panas bersama di mana secara tidak sengaja jatuh cinta kepada pria yang sama, Juan Antonio Gonzalo.
Awalnya, Vicky menolak mentah-mentah keberadaan pelukis seksi bermata sayu itu. Sementara sejak awal Cristina begitu menyambut ajakannya untuk terbang ke Oviedo, daerah yang dianggap paling romantis di sana. Tetapi saat Cristina jatuh sakit, malah Vicky yang jatuh dalam pesona Juan Antonio, suatu malam di sebuah taman seusai pertunjukkan gitar Spanyol.
Vicky pikir ia menginginkan Juan Antonio, jadi pada saat tunangannya datang menyusul, sikapnya berbeda. Ia pun berusaha menutupinya karena Cristina telah menjalin hubungan serius dengan lelaki penuh pesona tersebut.
Lalu Cristina berpikir, "Apakah saya menginginkan ini?". Padahal ia sudah hidup bahagia dengan Juan Antonio, bahkan dengan mantan istrinya, Maria Elena. Tetapi ia masih juga belum merasa terpenuhi.
Barcelona memang menyimpan sejuta rahasia dalam pesonanya dan Woody Allen bukan hanya berhasil mengeksplorasi keindahannya tetapi juga setiap karakter tokohnya. Tentu saja tidak lepas dari akting brilian para pendukungnya. Kali ini saya acungkan jempol untuk Penelope Cruz (Maria Elena), piala Oscar sudah menunggunya sebagai Best Performance by an Actress in a Supporting Role.

Minggu, 04 Januari 2009

The Women

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Women. Women. Women...
are the most complicated things alive!

Film yang menjadi ikon di tahun 1939 ini diproduksi ulang oleh Diane English yang bertugas sebagai sutradara sekaligus penulis naskah. Sebuah film yang didedikasikan khusus untuk para wanita ini tidak tanggung-tanggung, melibatkan kurang lebih 80% wanita dalam proses produksinya. Meg Ryan, Annette Benning dan Jada Pinkett Smith menjadi nama andalan.
Berbasis di New York, persahabatan 4 wanita berada di ujung tanduk. Sebut saja Sylvia Fowler (Benning), seorang pemimpin redaksi majalah fashion terkemuka, mengetahui suami sahabatnya, Mary Haines (Ryan), selingkuh. Konflik pertama adalah apakah ia harus memberitahukannya kepada Mary? Kebimbangan itu segera dipatahkan oleh sahabatnya yang lain, Alex Fisher (Smith) si penulis dan si hippie Edie Cohen (Messing).
Di luar pengetahuan mereka, ternyata Mary sudah tahu. Pergelutan batin Mary menghadapi masalah ini sangat menarik karena ia mendapat nasihat yang tidak biasa dari ibunya. Dan campur tangan sahabat ternyata malah membuat segalanya semakin rumit dan malah berakibat sangat fatal. Permusuhan antara Mary dan Sylvie pun tak terelakkan lagi.
Wanita memang makhluk yang kompleks, meski saya benci untuk mengakuinya. Dinding pemisah antara benci dan sayang begitu tipis mereka bangun. Jadi saat Mary melabrak Sylvie, mereka malah berakhir menangis bersama.
This scene is just sooo true! I love how they twist the confrontation into regrets. This one is very womanish :)
Karena kehidupan mereka tidak jauh dari fashion, tas Hermes dan Prada wajib hukumnya bagi Sylvie sebagai pemred majalah fashion. Yang menarik adalah gaya Mary, navy blazer dengan rok panjang dan boots adalah perpaduan yang mungkin saya pakai. Not to mention Edie's (Messing) boho style. It's just so me...
Ooops... I forgot it's a MOVIE review.
Oh well... Film ini sungguh menyegarkan dan merupakan film wajib untuk slumber party berikutnya!