Senin, 24 Juli 2006

Hari Bingung 2 orang LingLung


Selasa, 18 Juli 2006


2 orang linglung memulai hari libur dengan santai. Masih banyak waktu untuk menghabiskan hari ini. Mereka punya beberapa agenda yang sangat dinanti dan sudah direncanakan sejak malam kemarin. Agenda yang penting, yang bahkan tak ada rencana lain yang dapat menggantikannya. Agenda pertama yang sangat penting ialah nonton DVD. Yang kedua ialah nonton DVD. Dan yang ketiga ialah nonton DVD!


Serentetan daftar film sudah disusun sejak malam. Apapun yang tidak perlu menghabiskan sisa otak yang tidak bekerja untuk bekerja. Pokoknya hari ini adalah hari di mana otak DILARANG KERAS untuk bekerja (Hmm... bukankah tiap hari otak lo gak kerja yah?) (Hush... jangan keras-keras ngomongnya!). Film-film itu adalah film-film picisan yang lebih banyak memaksa mereka untuk tertawa (Kalo ada maknanya, itu bonus!), bukannya memikirkan tentang hidup yang sudah lelah mereka pikirkan setiap harinya. Pokoknya hari ini adalah hari di mana DILARANG KERAS mikirin hidup!


Usai relay-relay panjang film-film ringan itu, mereka pun kembali ke kehidupan mereka yang sesungguhnya. Bahwa mereka masih mencari Mr. Right One dan malah terlibat dengan Mr. Wrong One. Betapa sulitnya mencari tempat persembunyian Mr. Right One dan selalu terhalang oleh Mr. Wrong One. Hingga akhirnya mereka sampai pada kesimpulan di mana Mr. Wrong One is somehow Mr. Right One in disguise. Or Mr. Wrong One IS Mr. Right One. You just have to lived with them and except their weakness, as you loved him this much!


Dan berandai-andailah mereka bahwa Mr. Wrong One bisa berubah seiring dengan berubahnya rambut hitam di rambut. Dan akan menjadi lebih baik bila mereka terus menghujaninya dengan cinta. Ya, CINTA! Itu kalau lelaki tersebut tau apa artinya.


Mereka pun berangan-angan... "Bagaimana bila Mr. Wrong One telah berubah, dan berubah bukan karena aku apalagi bersama aku?" Gigit jarilah mereka. Memang itu menyebalkan, tapi kembali lagi ke pepatah basi yang sampai sekarang masih berusaha mereka patahkan, bahwa "Kalo jodoh gak akan ke mana"!


BAH! Pepatah orang malas!! Pantas Mr. Right One sulit ditemukan, karena ia sibuk menunggu Mrs. Right One untuk datang. Sedangkan Mrs. Right One sibuk mencari Mr. Right One sampe ubanan!!


Akhirnya, mereka sampai pada titik di mana saling menghujat "bodoh" rasanya sudah tidak mempan lagi. Ataupun merujuk pada kisah cinta lalu juga sudah tidak relevan lagi. Mereka sampai pada titik di mana mereka hanya bisa terdiam meratapi nasib, sambil menghela napas panjang... Dan tak berhenti berharap akan perubahan. Karena satu-satunya yang tak pernah berubah ialah perubahan.


***


Lalu, mereka pun mulai memikirkan hidup. Pekerjaan dan keluarga. Betapa tidak betahnya mereka dengan pekerjaan mereka sekarang. Mau mencari yang lain, tapi masih tidak tahu apa yang harus dicari. Begitu muncul satu, ada saja masalahnya. Sepertinya semua pekerjaan sama. Dan hal ini memang hal baru bagi mereka.


Aah... semuanya memang baru dalam hidup mereka. Pengalaman pun sepertinya tak berarti lagi. Selalu ada pengalaman baru, tanpa diikuti dengan hidup yang baru. Apa itu hidup yang baru? Yang pasti bukan hidup seperti ini.


Sebenernya ya yang mereka inginkan ialah sebuah jalan yang pasti. Agar kaki mereka tahu ke mana harus melangkah. Tak perlu mulus, tak perlu lurus. Mungkin mereka harus belajar suatu jurus. Yang bisa menuntun kaki-kaki mereka untuk melangkah ke depan.


Tidak puas. Tidak puas.


Marah. Kesal. Sebal.


Tak ingin di sini. Tapi tak tahu harus ke mana.


Tak tahu harus apa. 


Lelah mengikuti kaki yang melangkah tidak jelas.


Mungkin kaki mereka harus diberi kompas. Biar pas. Dan tak hilang arah. (sigh!)


***


2 orang linglung berpisah di persimpangan jalan. Kembali menjalani hidup mereka masing-masing. Bukan hidup baru, hanya hidup mereka. Sampai jumpa besok!

Kamis, 20 Juli 2006

sudahlah


sudahlah


sampai kapan pun kau takkan mengerti apa yang kumau


karena aku pun tak mengerti apa yang kumau


sudahlah


katakan saja apa yang kau mau


karena aku lelah mengatakan apa yang kumau


sudahlah


kulakukan saja apa maumu


karena ku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan


sudahlah


katakan apa maumu


dan akan kulakukan untukmu


karena aku pun tak tahu apa yang kumau


bila itu maumu...


sudahlah.

Selasa, 18 Juli 2006

persepsi-ekspektasi-BASI!


gue mau protes. apakah adil seseorang dinilai berdasarkan nama besar yang ia bawa? dan bila kemampuannya tidak sesuai dengan nama besar itu, maka ia dibilang jelek. emangnya siapa yang nyuruh buat punya ekspektasi sebesar itu. jadi kalo ekspektasi lo terhadap gue besar, itu salah gue? dan kalo ternyata gue gak memenuhi ekspektasinya, gue salah... lahh... kan gue gak pernah nyuruh lo untuk punya ekspektasi sebesar itu...


heran... kerja di bidang komunikasi yang katanya tugasnya membangun persepsi malah jadi salah persepsi sendiri. kalo emang gue jelek, yaaah... itu kan bisa-bisanya gue aja ngejual diri. seperti layaknya lo semua ngejual produk bapuk lo itu ke konsumen.


jadi gue salah?

Jumat, 14 Juli 2006

premiere wedding 2001


bahkan foto sama pengantennya aja ngga beres!!

rekor pun terpecahkan saat Dibay yang udah sounding mau kawin.. eh nikah jauh-jauh hari, kesampean juga.
gak nyangka yang dateng hampir semuanya gini.
iyalaaaah... secara WEDDING OF THE YEAR gituuu...

lengkap sudah status Dibay sebagai istri PNS.
congrats, gurl!

Selasa, 11 Juli 2006

rumah tua di ujung jalan

 

rumah tua di ujung jalan


 


di mana rumahmu?


di sana.


di sana mana?


di sana, di ujung jalan.


yang mana?


di sana. di rumah tua di ujung jalan.


itu rumahmu?


bukan. tapi aku tinggal di sana.


 


rumah tua di ujung jalan.


 


bahkan lebih tua dari umurku. berdiri kokoh sejak jaman Belanda. memiliki semua arsitektur khas Belanda tempo dulu. dengan segala keabsurdan dan segala misteri di dalamnya. meskipun renovasi sudah dilakukan sana-sini, tetap saja kelihatan betapa tua-nya ia. ia tampak modern dengan desain minimalis tropisnya. tapi tetap saja di dalamnya ia sangatlah tua. aku tahu betapa kokohnya ia. aku bisa lihat betapa tebalnya beton yang memisahkan satu ruangan dengan ruangan yang lain. dan betapa para kuli repot memindahkan pintu jati yang bahkan lebih tebal dari 5 pintu dijadikan satu itu agar tidak mengganggu mobilitas orang-orang di sana. sebenarnya yang mengganggu bukanlah pintu jati itu, ataupun tembok beton yang tebal, tapi sesuatu di dalam rumah itu.


 


rumah tua di ujung jalan. bukan rumahku tapi aku tinggal di sana. aku tinggal di sana bukan karena itu rumahku. aku tinggal di sana bukan juga karena aku suka. aku tinggal di sana karena hanya di sana aku lama tinggal. hampir setiap hari aku di sana. sepanjang hari aku ada di sana. maka bolehlah aku bilang kalau aku tinggal di sana.


 


ia memang kokoh. tapi itu sebelum ia mengenal kami.


ia memang kokoh. tapi itu sebelum kami tinggali.


 


kami pindah ke sana sejak pertengahan tahun lalu. kami sudah banyak mendengar cerita tentang rumah tua ini. kami tetap tidak peduli. atau boleh aku bilang, mereka yang tidak peduli. tapi aku peduli.


 


karena mereka tidak pernah peduli apa yang kami lalui. mereka tidak pernah melihat apalagi merasakan apa yang kami lalui. karena mereka tidak menghadapi apa yang kami hadapi.


 


di rumah tua ini pun begitu. seakan ia mendengar keluh kesah kami, ia pun menangis setiap kali hujan turun dan mengamuk setiap kali petir menyambar. mematikan seluruh sistem.


 


tidak peduli seberapa tebal dinding yang ia punya. rumah tua ini seakan tak ingin menyimpan rahasia sendiri. dinding yang tebal itu pun terasa tipis sekali. kini aku bisa tahu semua. aku tahu rumah tua ini tidak begitu kokoh. aku tahu sistem di dalamnya sama bobroknya dengan moral Pancasila ala Indonesia. aku tahu apa yang seharusnya aku tahu. aku tahu apa yang seharusnya aku tidak tahu. aku tahu terlalu banyak.


 


bukan. ini bukan salahmu, rumah tuaku.


tidak. aku tidak membencimu.


aku benci keadaan yang ada di dalammu.


aku benci semua kebusukan yang kau perlihatkan kepadaku.


bukan kebusukanmu. aku tahu.


aku hanya berharap aku tidak terlalu banyak tahu.


tapi kau membuatku banyak tahu.


aku ingin berterima kasih padamu. tapi semakin aku ingin berterima kasih padamu, semakin ingin aku meninggalkanmu.


tentu bukan karena kamu.


tapi karena apa yang terjadi di dalammu.


 


rumah tua di ujung jalan. sudah cukup aku meninggalinya, kini aku ingin meninggalkannya.

Senin, 10 Juli 2006

God forgive me for sHoPPiNg...

Dasar orang marketing biadaaaaab!! Bisa-bisanya mereka ngatur jadwal SALE berbarengan gini. Masa baru gajian duitnya udah abis lagi??


Coba yah... mulai dari 2 minggu lalu (which is gaji baru keluar), ZARA menggelar summer SALE-nya. Yang tadinya cuma mau liat-liat aja, jadi malah beli. Karena, begitu kita menginjakkan kaki di ZARA, langsung dikasih kantong plastik yang guedde buanget buat naro barang-barang belanjaan!! Udah gila yah? Yang ada gue ambil aja semua yang gue pikir lucu, masukin plastik deh. Begitu mau bayar, baru deh disisihin yang menurut "list belanja-yang bahkan not exist" gak perlu, ataupun gak sesuai dengan kantong. Merasa sedikit berdosa, muncullah pembenaran-pembenaran di kepala, seperti "Kapan lagi dapet jaket ZARA murah meriah beginiii??", atau "Emang gue lagi nyari nih baju ini..." Padahal belom tentu butuh! Apalagi dengan hawa-hawa baru gajian, jadi berasa duitnya masih banyak aja. Lupa gitu kalo tagihan udah menggunung.


Minggu berikutnya, klien gue bersama VNC mengadakan SALE!! You know I desperately needing red shoes... So, I spent a whole working day at Senayan City. Berburu sepatu murah sambil berebut dan bersikut-sikutan ria sama ibu-ibu lain yang gila sepatu as well as gila belanja di sana. Belom lagi acara mengantri kasir yang panjangnya bahkan lebih panjang dari ular naga panjangnya bukan kepalang... halah! Bahkan segala acara meeting dipindahkan ke Senayan City. Gila banget gak tuh tim belanja gue?


Bahkan Associate Account Director saya yang notabene bukan shopaholic apalagi pecinta sepatu-sepatu cantik VNC, dia malah memborong 3 pasang sepatu!!! Bayangkan, 3 pasang!! Katanya siiih... "Mumpung murah!". Apa iya? Cuma karena murah trus langsung borong? Mungkin juga karena stress... Saat saya pikir waktu berburu sudah habis, Account Director saya menelpon dan minta nitip sepatu pesta warna item yang modelnya "You know me-laaah." Yang ada saya harus naik lagi ke atas dan berjuang lagi melawan wanita-wanita haus SALE di dalam. Kali ini bahkan lebih parah. Mereka mengamuk dan menghamburkan sepatu di sana-sini. Aku bahkan tidak tahu apa yang kucari. Dengan susah payah aku fokus hanya pada satu sepatu (susah, bo' ngga ngelirik sepatu laen yang 'mungkin' bisa gue beli). Pokoknya aku cuma mau beli sepatu titipan! Saking mengganasnya wanita-wanita di sana, pegawainya sendiri sampai kewalahan. Akhirnya aku harus mencari sendiri sepatu dengan nomor yang kuinginkan di rak-rak. Tapi entah kenapa, aku tidak suka sepatu yang kupegang ini. Jadinya aku mengutus temanku untuk mencari ukuran sepatu model lain yang aku suka (padahal bukan buat gue juga! dasar perfeksionis). Sementara aku harus pasang badan di antrian kasir yang puanjang ituh. Untungnya pas giliran aku untuk bayar, sepatu itu sudah di tanganku. Fiuh... That was close! Kamu tahu? Begitu sampe di kasir, Mba-mba kasirnya nanya, "CUMA SATU, MBA???" MAKSOD LOOOOOOOOOOO???!! (sambil melotot ke mba2nya)


Leganya bisa keluar dari sana, kangen kantor jadinya. Kalo kaya gini kejadiannya, mendingan gue di kantor nulis multiply... d'oh!!


Jumatnya cabut lagi kita ke SALE MNG! Gilaaaaa....!!! Gue nyerah deh, gak tau mau ngomong apalagi di sini... Cuma bisa bilang, God Forgive Me For ShoppiNg!

Minggu, 09 Juli 2006

PiRates of The CaribbeaN-Dead Man's Chest

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
Captain Jack Sparrow loves the sea? Not in this one.

Jack (Depp) yang akhirnya mendapatkan kapal kesayangannya, Black Pearl, justru malah takut dekat-dekat laut. Karena dia sedang dicari-cari penguasa laut, Davy Jones. Utusan Davy Jones, Bill Turner, mendatangi Jack dan memberinya noktah hitam. There's no way Jack can beat Davy Jones. Kecuali dia memiliki hati Davy Jones, harta karun yang dicari semua orang, termasuk Penguasa Hindia-Belanda.

Karena Davy Jones akan tunduk kepada siapapun yang memiliki hati ini. Hati ini tersimpan di sebuah peti yang dikunci rapat dan tersembunyi entah di mana. Sayangnya, hanya Davy Jones yang tahu letak kunci itu.

Sayangnya lagi, kompas Jack kali ini tidak berfungsi dengan baik. Ia seperti kehilangan arah dan tidak tahu apa yang ia mau.

Sementara, Penguasa Hindia-Belanda mengutus Will Turner untuk mencari Jack dan mengambil kompasnya. Kalau tidak, ia dan Elizabeth terancam hukuman mati. Setelah bertemu dengan Jack, bukannya mengambil kompasnya, Will yang baik hati malah membantu Jack mencari kunci peti hati Davy Jones.

Kita akan dibawa berpetualang bersama Jack, Will dan Elizabeth selama 2,5 jam ke depan (2,5 jam melihat Captain Jack Sparrow... woooow!!). Ceritanya sangat dinamis. Tapi lebih banyak fun scene-nya daripada yang serius. Sayangnya, di sini special effect seperti kurang sempurna, terutama untuk Kraken, makhluk yang menjadi senjata andalan Davy Jones. Tapi secara keseluruhan cukup lumayan sebagai sekuel. Layak ditonton meskipun tidak sebagus yang pertama.

Selain itu, mereka sudah menyiapkan banyak kejutan di sekuel ini. The biggest surprise is yet to come... at the end of the movie.

have a great time at the cinema... 'Cuz I sure had!!

Senin, 03 Juli 2006

perusak wiken

wiken. wiken. wiken.


hari yang selalu saya tunggu dalam seminggu. setiap hari yang saya lakukan ialah menghitung hari, jam hingga detik hingga wiken itu datang. karena saya hidup hanya untuk wiken. di wiken saya bisa pergi, jalan-jalan sama siapapun yang saya mau. asal tidak pulang cepat. di wiken saya bisa tampil! hinggap dari satu tempat keramaian ke tempat keramaian lainnya, sekaligus fashion show. hihihi. di wiken saya bisa menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hal yang gak penting yang tidak bisa saya lakukan di hari biasa.


tapi, sejak piala dunia itu berlangsung, wiken saya terenggut begitu saja. setiap tempat keramaian BENAR-BENAR ramai. bahkan hingga melebihi kapasitasnya.


sebut saja di Citos, Jumat malam. kami yang tidak tahu menahu SCTV akan menayangkan LIVE dari Citos, hanya ingin tempat bersantai-yang bisa duduk-duduk lama sambil komentarin orang-orang sekaligus bisa tampil-tapi yang kami dapat ialah suatu tempat yang penuh sesak, ramainya bukan main! untungnya kami datang agak pagian (ini aja nyari parkirnya susah banget!), sebelum para maniak bola itu datang. mengingat pertandingan Jerman-Argentina yang ditunggu-tunggu mulai pukul 11.00.


kami dengan santainya memilih tempat di depan Coffee Bean yang lumayan dekat dengan layar. tapi sebenernya kami sama sekali tidak berniat nonton! lalu makin malam, makin banyak kumpulan orang-orang berseragam Jerman, Argentina, Jerman, Argentina lagi seliwar-seliwer di depan kita (hmm...seragam bola jadi fashion icon malam itu!). itu masih belum seberapa. kebanyakan dari mereka sampai tarik-tarik kursi ke depan, mencari spot yang paling PW buat nonton. para pelayan kafe-kafe pun ikut sibuk melarang orang duduk di kursi kafe mereka kalo ngga beli dari kafe mereka. aaaaaaaaaaaarggghh... ribet! sekumpulan om-om dan tante-tante di samping kami juga ngga kalah ribet. satu pasang membela argentina dan sepasangnya lagi membela jerman. kayanya mereka sangat fanatik! atau...mereka mau dianggap fanatik? si tante 1 pembela argentina ini ribeeeet banget nyusun2 kursinya dan teman-temannya. juga teriak-teriak kalau ada orang yang menghalangi pandangan mereka. belum lagi sok-sok ikutan seru kalo bola udah mendekati gawang. bisa sampe berdiri-diri dan loncat-loncat loh diaaa... -aduh tante... blow-an rambutnya ntar rusak looh-keluar setelah komentar-kaya ngerti aja siiiih...-


ini pun terjadi hari sabtu nya. kami bener2 ngga tau ada acara nonton bola segala di Oh La La Thamrin. tempat biasa kami saat sudah ngga tau lagi mau ke mana. masih dengan masalah parkir yang juga susah, kami langsung menganga begitu melihat Oh La La yang biasanya masih manusiawi, kini berubah menjadi lautan manusia! saya bahkan ngga bisa lihat meja dan kursi di sana. hanya orang. orang. dan orang. berbagai jenisnya (seperti yang kita semua tahu), dari om-om, tante-tante, india, gay, eksmud, semuanya numplek blek jadi satu. tidak menyisakan satu pun meja untuk kami.


aaaaaaarrrgghhhhhhh... mereka bahkan belom tentu ngerti semuaaaaa!!! gue cuma pengen ngopi, for God's sake!


dengan langkah berat, kami beranjak dari tempat laknat ituh. lalu beralih ke daily bread yang baru buka di belakang pizz hut. emang siih akhirnya kita bisa duduk tenang di sana. tapi memikirkan euforia world cup membuat saya muak. semuanya seakan tidak mau ketinggalan dengan berita terbaru. menyaksikan momen emas yang sebenernya belom tentu emas dengan kepala mereka sendiri. rela menonton di luar meski hanya mendapat secuil dari layar. bahkan menonton berdiri pun mereka rela. yang penting tampil! kayanya yang penting jadinya bukan nonton bolanya, tapi bagaimana mereka bisa tampil membela jagoan mereka di tengah-tengah penonton lainnya. bahkan jagoannya pun bukan indonesia. ck ck... orang indonesia emang noraknya suka bikin pusing!


susaaaaaah deeeeeehhh...

Minggu, 02 Juli 2006

Superman Returns...BAD!

Rating:
Category:Movies
Genre: Classics
The action hero is back!
Back to his golden moments, back to his ever famous time. But I guess they did too well on this one. I may not know the reason he came back (I don't even know the reason he left!), but I can tell there isn't much story to tell here. In fact, it's a storyless movie I've ever know. Well, if you ain't got story then you ain't got glory...

WRONG!!! You'll find a lot of glory here. I mean... A LOT!!!!! Maybe you can find it in every scenes this guy appear. And I say this too much. C'mon... we're not kids anymore, who're you fooling? Or maybe me and you are not the target audience they wished to achieve.

Yes, I know this guy is good looking, and even better in that latex suit. But should you put him in his good looking figure in every scene? of course with a lot of glory, which waste the movie duration for an unimportant scene. No wonder the duration is 2 hours and 15 minutes. Waste in all those super heroic scenes and the title at the beginning of the movie (just like 'ol time movies...!!).

boring. boring. boooooriiiing....