Minggu, 13 Desember 2009

everlasting moments

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Maria Larsson, hanya seorang ibu rumah tangga biasa dengan 4 orang anak. bersuamikan buruh, ia terpaksa harus bekerja juga mencuci, membersihkan rumah-rumah kaum kapitalis, sambil menerima jahitan.

hidupnya membosankan sampai suatu hari ia menemukan kamera Contessa di lemari. desakan ekonomi mendorongnya untuk menjual, namun pemilik toko kamera, Mr. Pedersson, tidak mengizinkannya. ia membiarkan Maria menggunakan kamera tadi, memberikan cairan kimia untuk mencuci dan plat untuk foto.

di luar dugaan, Maria sangat menyukai hobi barunya ini. dan ternyata ia memiliki mata seorang fotografer. semua hasil fotonya memiliki nyawa.

di tengah terpaan masalah rumah tangganya, hanya hobi foto ini dan anak-anaknya yang membuatnya bertahan.

another beautiful movie in my Sunday afternoon...

DEPARTURES - the movie

http://www.departures-themovie.com/index.html
if by any chance you ran into the DVD, you should buy it.

departures (okuribito)

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
I can't seem to make my eyes dry during the movie. I have never seen one as beautiful as this.

the story. the gesture. the silent scene. everything.

allow me to give my deepest bow to the director... Yojiro Takita.

it is indeed the best foreign movie in Academy Awards.

Kamis, 10 Desember 2009

menjadi air

Saat turun hujan, anak-anak itu buru-buru mengambil ember dengan segala bentuk dan ukurannya, untuk menampung air hujan. Tentu saja setelah itu mereka menikmati kebebasan menari di bawah pancuran raksasa.

Lalu air hujan yang tinggal di ember-ember tadi mengisi tiap ruang yang ada, seakan berubah bentuk menyerupai bentuk ember yang menampungnya.

Saat haus, satu botol besar air mineral di kulkas dituangkan ke dalam gelas. Kini air membentuk gelas yang menampungnya.

Setiap hari, Mama mengisi cetakan es dengan air lalu menaruhnya di freezer. Dan air pun membentuk balok-balok es. Beku.

Diamkan sesaat maka balok-balok es tadi akan mencair. Kembali menjadi air.

Air....
Mengalir mengikuti arus yang membawanya ke muara di mana semua air dari segala penjuru bumi berkumpul kembali.
Namun bila di tengah perjalanan, sebuah balok kayu membelokkannya untuk jalan memutar, demi menghidupi sebuah desa di balik pegunungan, ia pun akan berbelok. Sungguh ia tak memiliki kekuatan untuk menolak saat sedang mengalir tenang.
Saat angin menerpa, ia pun berubah menjadi galak. Namanya ombak. Dan bila terjadi guncangan di dalam batinnya, ia pun akan mengerahkan seluruh tenaganya untuk menelan apa pun yang ada di hadapannya. Menjadi yang mereka bilang air bah.


Air... Air... Air...
Memahaminya seperti mudah. Namun konsistensinya untuk senantiasa berubah
membuatnya sulit dipegang. Mungkin cukup dirasa.
Saat dahaga menerpa dan raga membutuhkan kesegaran.
Atau mungkin...
biarkan saja mengalir...


Air... Air... Air...
Bila kamu memiliki keinginan, ke mana kamu akan pergi?


-good morning, Aquarians-



Selasa, 08 Desember 2009

Coco Avant Chanel


Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Foreign
simple. as it is. smart.

Am not talking about Coco. Am talking about the movie.
which is definitely not a fashion movie, but a love story in denial.

"Love works best in fairy tales...", but in the end you can't fight when love is knocking quietly at your door.

and because of love too, she has become what we know now. even greater through times.

Senin, 07 Desember 2009

Max & Co

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Other
Oh what a fun loving Sunday night, going to the Jiffest and watch this France claymation with a satire joke!

ceritanya berlatar belakang pada penurunan penjualan pemukul lalat produksi perusahaan Bzzz & Co. Max yang mencari ayahnya pun terjebak menjadi pemusik di dalam lift Bzzz & Co, hanya karena ia pandai bermain Beegood (semacam gitar plus akordion).

namun, bukan ayahnya yang pertama ia temukan, melainkan seorang gadis yang diam-diam jatuh cinta padanya.

jadi, ini adalah cerita cinta di dalam balutan perang melawan lalat. cukup absurd bukan?

Minggu, 22 November 2009

Harvie Krumpet

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Animation
adalah film pertama Adam Elliott sebelum Mary and Max. kali ini tentang Tourette Syndrome yang dimiliki oleh Harvie Krumpet. kelainan sistem saraf motorik yang merupakan keturunan.

Lahir dengan nama Harvek Milos Krumpetzki di Polandia, ia mengungsi ke Australia lalu mengubah namanya menjadi Harvie Krumpet. sejak kecil kejadian aneh sudah dialami. dimulai dari ajaran ibunya tentang "Fakts" alias fakta. isinya adalah fakta-fakta aneh yang ditemui sehari-hari. ia pun mulai mengumpulkan fakta dan menulisnya di buku yang ia kalungkan.

semakin dewasa, semakin banyak kejadian aneh dan nasib buruk yang ia alami. hingga akhirnya ia menemukan quote yang memutarbalikkan hidupnya, "Carpe diem." mendorongnya untuk melakukan apa pun yang ia inginkan:

tidak memakai sehelai baju pun. mendukung hak satwa untuk hidup bebas dengan membebaskan mereka dari tempat penampungan.

semua ia lakukan dengan terus menghisap rokoknya. hingga akhir hayatnya.

"Life is like a cigarette. you smoke it to the butt."

TOKYO!

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Other
Michel Gondry. Leos Carax. Bong Joon-Ho.

masing-masing menyumbang 1 film berdurasi 30 menit dengan latar belakang yang mengikat film ini menjadi satu, Tokyo.

Interior Design-mengisahkan pasangan yang mengadu nasib di Tokyo. menumpang sementara di apartemen teman si wanita, mereka mencari apartemen dan pekerjaan bersama. si lelaki adalah sutradara. si wanita adalah pendukung setia. bagi orang yang melihat hanya di luarnya, si wanita adalah orang yang tidak berguna. maka ia pun menjelma menjadi 'sesuatu' yang lebih berguna.

Merde-adalah makhluk bawah tanah yang naik ke permukaan lalu mengundang kericuhan dan menelan banyak korban di Tokyo. ia pun disidang dan mengungkapkan kebenciannya terhadap orang, terutama orang Jepang. Merde memang makhluk bawah tanah yang menjijikkan, tapi ia mencintai hidup.

Shaking Tokyo-tentang seseorang yang menarik diri dari kehidupan sosial, hikikomori. selama 11 tahun mengurung diri di rumahnya. hanya berteman dengan telpon untuk delivery order. tidak melakukan kontak mata dengan siapa pun. hingga ia bertemu dengan pengantar pizza di sore yang diwarnai dengan gempa. keingintahuan akan pengantar pizza wanita itu membawanya kembali ke dunia luar.

menontonnya di rumah rasanya seperti lagi nonton JiFFest :)

Achilles and The Tortoise

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
5 stars for being disturbingly depressing.

nama Takeshi Kitano berhasil menarik saya dan teman untuk menontonnya. lebih menarik lagi setelah membaca sinopsis cerita yang sangat relevan dengan hidup kebanyakan orang.
Machisu. tokoh utama. mengikuti kehidupannya sejak kecil yang berambisi menjadi pelukis dan terobsesi dengan seni, sedikit banyak mengingatkan akan diri sendiri.
bakat yang ada di dalam diri seakan tidak mampu menjawab tantangan dari masyarakat, terutama pecinta seni. atau bagi Machisu, dari kurator seni yang merupakan anak dari rekan bisnis ayahnya dulu.
setiap karyanya tidak ada yang mampu lolos dari seleksi sang kurator. benar-benar tidak ada. meski ia sudah mencoba hingga usianya senja. meski ia kehilangan anaknya. meski ia ditinggal pergi istrinya. meski ia nyaris mati. tetap tidak ada satu lukisan pun yang 'diakui' oleh sang kurator.

depresif. titik.

"Talent has nothing to do in becoming famous."

Minggu, 08 November 2009

Mary and Max

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Animation
why animated movies are getting darker and darker each days?

film animasi yang menjadi pembuka Balinale International Film Festival Oktober lalu ini telah mengantongi banyak penghargaan. bagaimana tidak? eksekusi berupa claymation yang cukup detail mungkin hanya secuil alasan. sedangkan porsi besar alasannya tertuang di ceritanya yang amat sangat tidak biasa.

Mary Daisy Dinkle, seorang anak perempuan berusia 9 tahun yang tinggal di Australia, memiliki kehidupan yang tidak biasa. karena tanda lahir di dahi yang menyerupai kotoran burung, ia sering menjadi bahan olok-olokan temannya. Mary memang penyendiri. mungkin karena ayahnya terlalu sibuk mengurung diri di 'bengkel'nya dan ibunya terlalu sibuk menenggak Sherry, teh bagi orang dewasa. yang Mary suka adalah makan coklat dan menonton The Noblets sambil makan sekaleng susu kental manis, selain memandangi mood ring dari kotak serealnya. Mary tidak punya teman. hingga suatu hari saat ia ikut sang ibu 'meminjam' amplop di kantor pos, ia menemukan buku telepon Amerika. muncullah ide untuk bertanya kepada salah satu warga Amerika, "Dari manakah datangnya bayi di Amerika? di Australia, bayi berasal dari dasar botol bir...". well, setidaknya itulah yang dikatakan Grandpoppy Howard.
akhirnya terpilihlah satu nama, Max Jerry Horovitz.

adalah seorang Yahudi berusia 44 tahun. Max juga suka coklat dan The Noblets, serta tidak punya seorang teman pun. setelah 4 kali membaca surat Mary, akhirnya ia memutuskan untuk membalasnya. bagi Max hal ini seasing jogging. tapi ia berhasil bercerita panjang lebar tentang dirinya.

Mary senang mendapat balasan. ia pun semakin ingin tahu, terutama tentang cinta, yang membuatnya bertanya hal-hal yang tidak masuk akal bagi Max. hal-hal asing, seasing salad hot dog. Max kembali depresi dan harus dirawat selama 8 bulan di rumah sakit. katanya ia menderita sindrom Asperger, salah satu gejala autisme di mana penderitanya tidak mengetahui bagaimana memahami ironi, sarkasme, dan penggunaan bahasa slang, apalagi memahami ekspresi orang lain. mereka juga sering gugup. ini membuat Max tidak bisa membalas surat dari Mary selama beberapa lama.

naik-turun hubungan mereka sangat aneh, sekaligus menyenangkan, sekaligus depresif, meski belum pernah bertemu. semakin berwarna dengan perbedaan usia yang sangat jauh.

membuktikan bahwa persahabatan bisa dijalin dengan siapa saja... benar-benar SIAPA SAJA.

siapa sangka film ini terinspirasi dari kisah nyata...

Rabu, 04 November 2009

Astro Boy

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Animation
meski saya bukan pengikut komik ini dari awal, penasaran juga melihat interpretasi Hollywood akan tokoh legendaris ini...
dan ternyata hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. cukup biasa. sebagaimana Hollywood membuat kebanyakan novel atau buku yang luar biasa menjadi... yaaaa begitu biasa saja.
karena saya ngga ngerti animasi ya, menurut saya eksekusinya keliatan seperti animasi kebanyakan. tapi ya itu tadi... saya ngga ngerti kecanggihan teknik animasi. secara cerita memang bagus, tapi sejauh mana kesamaan dengan komik, saya juga kurang tau.

hmmm... jadi ngapain nulis review yah?

well, mungkin ini yang namanya orang amat sangat awam kalo nulis review. yang jelas cukup lucu dengan kehadiran robot-robot RFF yang dodol dan menghibur selayaknya film musim panas di mana semua orang tua akan mengajak anaknya nonton...

kalo emang fans berat Osamu Tezuka, ya wajib ditonton lah...

Minggu, 01 November 2009

the boat that rocked

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Other
apa yang kamu lakukan kalo gak bisa dengerin lagu pop dan rock dengan bebas? yup, dengerin Pirate Radio!!!
judul asli dari film ini yang kemudian diganti jadi judul di atas untuk rilis di US. ternyata Pirate-atau bajak laut-bukan cuma nama, Rock Radio mengudara dari lautan. kapal yang di dalamnya ada studio-studio kecil buat siaran. DJ-nya 8 cowok yang masing-masing punya karakter unik. Ada The Count si gila kekuasaan, Dave si chubby cassanova, Angus si raja komedi jayus, Simon si pemalu, Midnight Mark yang lebih banyak 'berbuat' daripada ngomong, Smooth Bob yang selalu high, Simon yang naif, Thick Kevin yang dodol, dan News John si pembawa berita juga cuaca. mereka berjaya di bawah arahan Quentin (Bill Nighy-my favorite!).
di perjalanan, mereka dipertemukan dengan Young Carl, anak baptis Quentin dan "king of airwaves" yang mencoba kembali, Gavin Kavanagh.
satu-satunya peraturan di sana adalah "No girls are allowed." "mating day" dilakukan setiap akhir pekan. di mana para DJ boleh bawa wanita mereka ke kapal. tidak ada yang mereka lakukan selain bersenang-senang dan membuat pendengarnya gila.
seperti halnya setting tahun 60-an ini yang membuat saya gila dan cukup histeris melihat semuaaaaaa wardrobenya!!! mungkin ini jadinya kalo The Sartorialist di tahun 60-an difilmkan.
masalah dan intrik memang tak terelakkan. tapi sebagai keluarga mereka selalu memiliki jalan keluar yang unik. dan inilah yang membuat setiap orang yang nonton (film ini) ingin jadi bagian dari mereka.

this is even GLOOOUWRIOUS than the Basterds. they know EXACTLY what GLOURIOUS means...

and... what will a bloke said about this movie?
I must say... ALMIGHTY!

Drag Me To Hell

Rating:
Category:Movies
Genre: Horror
Dear Mr. Sam Raimi,
bagaimana kalau Anda kembali berkutat dengan Hercules dan Xena The Warrior Princess. apa yang Anda pikir Anda lakukan dengan membuat film horor? saya tahu film ini bukan layaknya film horor biasa yang membuat saya ketakutan tidak bisa tidur seminggu seperti IT, atau yang membuat saya parno selama seminggu seperti Shutter, atau bahkan seperti film karya Rizal Mantovani yang juga sempat membuat saya tidak tidur, Jaelangkung. film Anda sungguh menghibur, bahkan kami tertawa di saat adegan sedang klimaks. mungkin menurut penulis resensi film, kategori yang tepat adalah horor slapstick.
mungkin di sana peradabannya sudah terlalu maju. kami tidak takut dengan mata nenek-nenek yang mencuat. atau lendir-lendir yang keluar dari mulutnya. mungkin Anda juga belum tahu kalau dikutuk bisa pakai rambut lho... sudah berapa kali nenek itu menjambak rambut si pemeran utama wanitanya, malah dia mengincar kancing jaket untuk menjadi bahan kutukan. kalo di sini namanya SANTET, Mister... akibatnya bisa lebih buruk lagi. makanya, main-main dong ke sini. biar nakutinnya lebih meyakinkan.

sekalian Visit Indonesia Year 2009 getooooohh.......

ps. semoga Spiderman 5 dan 21 film Anda yang akan datang sakses ya Mister. ngebanggain banget deh Mister, produktip abeeeeess...

I love you, Beth Cooper

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Comedy
siapa sih nih cowo namanya Paul Rust? aneh banget mukenye. tapi emang pas sama karakter Dennis Cooverman, si geek yang jatuh cinta sama ketua cheers. yup, that's the whole story...
tapi di sini perbedaan dunia Dennis dan Beth diperlihatkan melalui dialog mereka yang cukup 'berisi' untuk film kacangan. dan dunia yang berbeda itu pun seakan melebur dalam satu malam. di mana Beth tidak akan melihat Dennis dengan cara yang sama, dan sebaliknya.
seakan lebih hidup karena temen Dennis yang gay, Rich, yang suka banget ngafalin quote orang-orang terkenal atau dari film terkenal. tapi satu quote yang paling 'ngena' justru dari mulutnya sendiri, yang dia bilang waktu Dennis si anak baik-baik menolak mandi bareng sama cewe-cewe cheers (termasuk Beth)...

"You're not alive if you're not living.."

aaaaah... moto saya sekali!

a fun, light, saturday nite movie you might wanna watch when you've got nothing to do or just refuse to think about anything anymore... :)

Orphan

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense
mungkin dari judulnya sudah tersirat cerita utuh dari film ini. sebuah keluarga mengadopsi anak lalu ada yang salah dengan anak itu. sakit jiwa, lebih tepatnya.
secara garis besar memang itulah inti ceritanya.
Keluarga Coleman merasa perlu mengadopsi seorang anak lagi, karena keguguran yang dialami Kate-sang istri. ia merasa masih memiliki banyak cinta untuk diberikan. putri bungsunya pun merindukan kehadiran seorang saudara perempuan. saat itulah mereka memutuskan untuk mengadopsi, dan pilihan jatuh pada Esther.
anak yang senang melukis ini memang tipikal mudah untuk dicintai. sopan dan manis. kejanggalan demi kejanggalan mulai terjadi. dan satu per satu orang yang keluarga Coleman kenal terluka atau bahkan mati.
Kate yakin bahwa ada yang salah dengan Esther. bahkan kedua anak mereka pun diancam untuk tidak membuka mulut atas segala aksi ganjil Esther. namun John masih tidak percaya. mungkin karena sebenarnya John yang diincar oleh Esther.
menontonnya butuh energi dan asupan oksigen yang cukup. karena film yang konon diproduseri oleh Leonardo DiCaprio ini cukup 'sakit'. membuat saya berharap menemukan akhir segera.

Senin, 19 Oktober 2009

inglourious basterds

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Other
every common-normal person must've hate Nazis in their own reasons and ways. well, I say this is the way Mr. Tarantino hated them.
slaughtered, butchered, beated, not to forget skinned them to death. not to forget every point that made them even stupid.
the basterds or what they call The Bear Jaw consists of Americans, most preferrable Jewish army, haunt the Nazis down, and even taking down the Fuhrer himself in their own inglourious way.
maybe it's fun to watch history in reverse angle, but somehow I still find it inappropriate.
don't get me wrong, I still appreciate the Tarantino's way. he never loses his touch. a very well done movie in terms of execution. and no doubt for Mr. Pitt. he's just the man for being a basterd.

as for me, in this Nazis thingy, I choose not to take sides.
(please, this is just a movie review. jangan dikomen yang macem-macem apalagi berhubungan sama Nazi2an. pleaseee....)

Selasa, 29 September 2009

elegy

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Film yang diangkat dari novel berjudul "The Dying Animal" ini ceritanya sangat-sangat dewasa. Cukup berat pemikirannya untuk yang seusia saya (tsaah.. sok muda!). Tapi bukan berarti dilewatkan begitu saja... Mungkin nanti kalo mengalami, setidaknya sudah punya referensi... heehee.

David (Ben Kingsley) adalah seorang penulis novel yang kadang menulis review untuk media terkemuka, sekaligus seorang dosen literatur. Orang yang sangat-sangat dekat dengan dunia puisi, sajak, teater, dan lainnya. Sungguh lihai berkata-kata, apalagi kepada wanita.

Namun makhluk yang satu ini justru menjadi kelemahannya. Apalagi sama mahasiswanya yang bernama Consuella (Penelope Cruz).

Memang David bukan orang yang percaya pada pernikahan. Ia meninggalkan istrinya saat anaknya masih kecil dan sejak saat itu dengan bangga menyandang status "Swinger".

Meski memiliki pasangan seks yang abadi, ia pun tak kuasa menahan diri saat melihat Consuella pertama kali. Usai kelulusan, ia mulai mendekatinya. Di luar perkiraan, mulai tumbuh rasa cemburu dalam diri bila Consuella sedang tidak bersamanya. Perasaan yang sama sekali belum pernah ia rasakan. Posesif yang mengganggu. Padahal saat itu ia pun masih melakukan kegiatan rutin dengan 'pasangan seks abadi'-nya.

Hingga suatu hari, Consuella mempertanyakan masa depan hubungan mereka (layaknya setiap wanita). Namun David tetap masih dengan ketakutannya akan komitmen. Consuella merasa hanya buang-buang waktu dan memutuskan untuk tak lagi bertemu dengannya

Seiring waktu berlalu, David melihat sahabatnya sendiri terserang stroke dan menjadi 'lumpuh'. Ia pun mulai berkaca, lalu berpikir apa yang telah ia lewati selama ini.

"Time passes when we're not looking..."

Bila masih mempertanyakan "The L Word", tonton saja.
Bila ingin melihat Penelope Cruz tanpa sehelai kain pun, hanya sepasang Louboutin, yaaaah cari saja di lapak-lapak terdekat.

Senin, 07 September 2009

SALE!!!!!!!!!!!!!!




sekarang giliranku juwalan.

berhubung rak spatu udah penuh, sum things must go!

1. Melissa Campana Brown Size 5 atau 35-36 European; belum pernah dipake karena dikasih dan kekecilan--> Rp 175.000 (blm termasuk ongkir).

2. Seychelles After Dinner Min Brownie Size 6 atau 37; sudah pernah dipake tapi masih bagus (mint condition, ceritanya) dan masih lengkap sama shoe bag dan kotak spatunya. kalo mau shopping bag-nya juga masih ada... heheheh. --> Rp 185.000 (blm termasuk ongkir)

3. Vizzano Party Shoes Size 37; sudah pernah dipake tapi jarang. Lumayan buat ke kawinan tetangga sebelah soalnya cuma Rp 35.000 (blm termasuk ongkir)

hayooo hayooooo kalo berminat boleh langsung PM dirikuu...

Selasa, 01 September 2009

IntiMacy

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Alternative Rock
Artist:Bloc Party
If you are their follower, you will find a significant difference in this album. They sound more advance with the extra electronic instruments which lead them to be one of the band crazy for remixes.
since they are giving their song for free in their web for remixes, no wonder if they soon launch the remix of this album.

I haven't heard the remix album yet, so we will focus on the original album for now.

The spirit and the hype in Silent Alarm album are transform into energetic electronic sound. As in Talons. which made it even richer in sound. Some may hate the fact that they had lost its band thingy, and had moved to remixes. filled every songs with fake sounds of electronic devices. But I think they still have the Bloc Party gen. I think it is a step forward for them.

I've also notice the change in Kelle's vocal, more powerful than ever.

Okay, let me just admit that I can't stop listening to them... whatever the album is..
and desperately looking forward for their concert nearby.

Rabu, 26 Agustus 2009

Cobaan Ramadhan

haruskah silaturahmi tetap dijaga dengan musuh sendiri?

saya tahu bahwa Rasulullah berteman bahkan dengan orang yang membencinya. sejujurnya inilah yang mendorong saya untuk bersikap manis saat bertemu dengan dia yang saya sebut "iblis betina", karena perlakuannya yang sangat tidak baik kepada saya bertahun-tahun yang lalu.
tadi dia bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. bahwa kata-kata yang menusuk hati itu tak pernah terlontar dari mulutnya. bahwa "teror" yang ia bawa dalam hidup saya tidak pernah terjadi.

kami berbicara layaknya teman kuliah yang lama tidak bertemu. sampai ia menyebut niatnya untuk mencari saya di jejaring terbesar di dunia.

entah kenapa saya menarik diri. saya memang sudah memaafkan (maksudnya Tuhan saja memaafkan, masa kita makhluk yang kecil ini tidak mau memaafkan?). namun untuk melupakan kemudian menjalin hubungan pertemanan... saya tidak yakin.

sebisa mungkin saya tidak ingin melakukannya. sudah cukup, mereka yang belajar dari kesalahan tentu tidak ingin mengulanginya lagi bukan?

salahkah saya?

keep your friends close and your enemy closer... doesn't work in this situation for me.

maaf, saya sudah melakukan apa yang sanggup saya lakukan. selebihnya, saya tidak yakin bila saya masih sanggup.


Minggu, 23 Agustus 2009

duplicity

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Other
oh dear Clive Owen...
how can you manage to have that perfectly firm body
and face one can not resist.

and I am quite sure you do have the biggest swinging balls...

oh dear Clive Owen....


*the only thing I can enjoy completely in this movie*

district 9

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
I heart a successful coincidence.

just when I thought I was having a lame weekend when my boss asked me to email my script that night, it turned out I met my cousin and decided to watched this movie afterward.

after a quick glance at YouTube, my boyfriend bought us tickets.

Never knowing what it was all about, we ended up surprised with the whole thing. with a "cloverfield" kinda thing cinematography, everything is so real.

the story is about evacuating alien citizens in Africa, that has grow even larger each years. moving them from their slum areas to a new area, which is no better anyway.

a touchy story involving love between human, family, and alien. which is weird but no one think it will turn out so great.

and I do believe that Wikus guy is very popular in this situation...

Senin, 27 Juli 2009

dial "m" for murder

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Mystery & Suspense
I've always love Alfred Hitchcock.

Setelah nonton Casablanca dan West Side Story, tiba-tiba pengen nonton serial Alfred Hitchcock lagi. thriller, suspense and mistery is a whole package in his serials... tapi sayangnya saya tidak menemukan serialnya di ratu Plaza. Yang ada malah film-film klasiknya. Which even better... so I don't have to buy several of them :)

Terpilihlah satu judul ini. Sebagai uji coba, judulnya sangat mengundang dan sangat menjelaskan segalanya.
Dibuka dengan ciuman mesra Grace Kelly dan seorang laki-laki. Lalu cut ke scene lain di mana ia berciuman bahkan lebih mesra dengan laki-laki lain. Wah... Wanita ini sungguh laku rupanya... Heheh.
Begitulah Hitchcock mengungkap sebuah affair. Cukup kurang dari 10 menit karena mungkin memang tidak penting. Cerita utamanya adalah perselingkuhan (alasan utama pembunuhan yang paling saya suka.. ehehehe), antara Margot Wendice (Grace Kelly) dan Mark Halliday (Robert Cummings) yang sudah tercium oleh suami Margot, Tony Wendice (Ray Milland). Terutama saat ditemukannya surat cinta dari Halliday untuk Margot oleh Tony.
Surat itulah pemicu utama rencana jahat Tony untuk menyingkirkan Margot yang kemudian dijadikan senjata untuk menudingkannya ke orang lain. Dengan hilangnya surat itu, bisa dijadikan alasan untuk sebuah pemerasan. Untuk itu, Tony butuh seseorang untuk mengeksekusi rencananya. Seseorang yang bisa ia peras balik, yaitu Captain Lesgate (Anthony Dawson). Senior Tony yang memiliki banyak identitas, memenuhi kualifikasi.
Namun, rencana sempurna itu tidak berjalan mulus. Bukannya Margot yang berhasil tereksekusi, malah Capt. Lesgate yang terbunuh dengan gunting sebagai usaha menyelamatkan diri dari Margot. Menurut Hitchcock, "As you can see, the best way to do it is with scissors." (Hihi... dasar orang jadul, tapi emang bener sih, lebih masuk akal :p).

Semuanya menjadi berantakan. Tapi Tony begitu pandai berkelit jadi semua tuduhan malah jatuh ke Margot.

Film yang diadaptasi dari teater karya Frederick Knott ini begitu konsisten dengan versi aslinya. Terbukti dengan 90% scene hanya di ruang tamu pasangan Wendice. Meski hanya satu scene bukan berarti film ini membosankan. Justru malah jauh dari membosankan karena dialog yang begitu cerdas, yang menyimpan banyak misteri di dalamnya. Ternyata ada versi 3D-nya bahkan pada masa itu (tahun 1954). di tahun 1998 pun sudah ada remake-nya, The Perfect Murder, yang dibintangi Gwyneth Paltrow dan Michael Douglas.

Tapi yang paling saya suka dari film klasik seperti ini adalah bahasanya yang santun, gerak tubuhnya dan tentu saja koleksi pakaian Grace Kelly yang sungguh "gracious"...

and now the addiction has taken me... I still have to buy several of these too... Can't help it, darn!

Senin, 20 Juli 2009

Public Enemies

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Classics
Studio 1 pukul 1 dini hari.

Niat memang, tapi siapa yang tidak bila harus menonton pelaku Jack Sparrow menjadi The Most Wanted Man: Dead or Dead, Johnny Dillinger?
Film dimulai begitu saja. Johnny sedang diantar untuk dijebloskan ke dalam penjara. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Ia berhasil meloloskan beberapa temannya.

Dengan gambar yang ‘biasa’, minim efek dan cenderung terang benderang sepanjang film, memang mengesankan kuno. Namun di beberapa scene terutama untuk adegan baku tembak, digunakan hand held camera dan gambarnya dibiarkan ‘mentah’ membuat kita seolah-olah ada di sana. Bukan cuma gambar, tapi juga suara dibuat sementah mungkin, senyata mungkin. Membuat Anda menutup mata dan menunduk seakan terjadi tepat di samping Anda.

Minimalisasi efek dan eksekusi hand held cam seakan membawa kita masuk ke kehidupan Johnny Dillinger yang sesungguhnya. Dekat dengan teman dan tentu saja, wanitanya. Membangun drama dan menyisakan kekuatan karakter setiap pemerannya, terutama Mr. Depp. Seperti biasa lah…

Tapi jadi sulit membedakan apakah dia Johnny Depp atau Johnny Dillinger?
Siapa pun itu…

Kalau ada yang bertanya sama saya, “What keeps you up all night?”
It’s you, Mr. Depp. It’s you…


*Pukul 3 dini hari dan adegan bioskop dengan close up wajahmu masih menjadi wallpaper di benak saya.

Selasa, 07 Juli 2009

when I forgot to say I love you

it was late that night, I was just coming home from work. I've waited long for the door finally opened, but you just didn't open it for me as usual, the maid opened it for me.

I was tired and too exhausted to think of anything but to hate you.

And it was going on until the next morning. You've prepared me breakfast but then I said No. even I didn't kiss you goodbye. I just walked away, still grumbling about last night.

Just as I've arrived at the office, bad news happen constantly. Enough to push me off my limit. It was a never ending arguing day, with everyone. And can't seem to find any way out. I am so pissed off that I've decided to leave early from the office.

I was so mad, I started to cry and try to figure out where did I go wrong.

Then suddenly i realised... This is simply something I deserve. Because of the night before. Because I forgot to say I love you that day. I type the text and send it to you, immediately...

"I forgot to say I love you today, now my day's a mess. I'm sorry, I love you, Mom..."

After I did the evening prayer, you replied...

"It's okay. I love you too..."

Never doubt it a single second, Mom...
I love you so much.

Senin, 29 Juni 2009

Twitter/Facebook VS Consumer Review

Thank you Akbar for sharing this...

Forget Twitter; Your Best Marketing Tool Is the Humble Product Review
by Abbey Klaaseen, Senior AdAge & Washington Marketing Journalist.

NEW YORK (AdAge.com) -- Last fall, executives from Oriental Trading Co. read a product review from a woman planning her autumn wedding complaining that her order of fall leaves didn't look anything like the picture on the website. The execs went straight to the warehouse, pulled the product and compared for themselves. She was right -- it didn't look the same. The explanation: The company had recently switched vendors for that particular product, and the new vendor's version wasn't up to snuff. So the company pulled it.

While the first lesson of the story is that you never want to disappoint a bride, the more important one is that marketers are learning to listen. And for all the ink spilled on the importance of Twitter and Facebook as feedback and customer-service channels, there's another social-media tool marketers are increasingly finding useful, not just as an online-shopping tool but as an internal, culturally changing consumer-criticism channel: the humble product review.

T
The feedback is altering not just how the marketing department works but also how companies design their products and work with suppliers. And it's not limited to small, nimble players; companies using product reviews range from niche retailers such as Oriental Trading Co. to big, broad-based behemoths such as Walmart.

Samsung used consumer reviews and insights to modify the speaker placement on its flat-panel TVs. After hearing complaints that the speakers on the side of the TV, which add a few inches, rendered them too wide for many customers' entertainment cabinets, it redesigned the product to hide the speakers underneath.

Crate & Barrel kids-furniture subsidiary Land of Nod reissued a $400 activity table with a more-durable wood when consumers complained it was too soft and showed punctures and dents from normal kid use. Even though return rates were still low -- who wants to bother shipping disassembling and shipping back a clunky table? -- the reviews uncovered the problem.

Scouring every complaint
"We're not just guessing, we know exactly which products have issues and what exactly the issue is," said Oriental Trading CEO Sam Taylor, who logged time at HP, Best Buy, Land's End and Disney before heading up the Omaha, Neb., party and craft supplier. "We put together a cross-functional team that cuts across product development, merchandising, sourcing, inventory, e-commerce, creative and quality. The team reads every single one- and two-star review."

Reviews are growing in importance to marketers struggling to figure out how to turn social-media conversations into insights that directly affect sales. But the good and the bad reviews are valuable. Walmart is using them to highlight customers' favorite products in its circulars; Sephora is using it in-store, via mobile phones.

And while Twitter conversation and Facebook chatter is interesting and important, it's not structured, and can be difficult for marketers to implement into their processes. Review data, on the other hand, address a particular product -- and when a consumer is in the mode to talk about it.

"A tweet doesn't give you a whole lot of insight except it's positive or negative, while reviews are about the product, what you like and don't like," said Sam Decker, chief marketing officer at Bazaarvoice, an Austin, Texas, company that manages product-review platforms for both retailers and manufacturers, including many of those mentioned in this piece. His offline analogy is a room where everyone is there to talk about your product vs. a room where they are there to talk about anything.

But even if reviews offer structured data, it's not easy to make them an integral part of a company's internal process and the ones who do have well-defined methods. Samsung uses its product-review information for four purposes: to listen and keep its ear to the ground, to enhance the shopping experience for consumers who are increasingly seeking more information, to build community among consumers and let them talk to each other and to improve customer service and support by helping them be aware early of issues that may arise.

Reviews easiest
Even before Samsung added reviews to its site, it launched an internal process for disseminating that information, said Kris Narayanan, director-marketing at Samsung Electronics America, and that included getting it in the hands of product managers and marketing managers as well as the service and support group. And in some cases, they'll make sure they filter into the R&D group.

Samsung is also listening to consumers in places such as Twitter, Facebook and on blogs, but the challenge there is that content is "very diverse" and finding patterns in it "is nontrivial."

"We use tools to track buzz, track mentions of products and brands and there's a method to the madness but I can't say anyone's discovered it," he said. But "reviews are more structured, we quite often know specifically what products they own and that provides so much more transparency for us in terms of consumer opinion vs. tracking the tremendous volume of buzz."

he right way to use reviews

EMBRACE THE FEEDBACK. Sure, it's scary to let customers say what they will about your products on your home turf -- your website. But both the positive and negative feedback provides hints to what you're doing well and where improvement is needed. FIGURE OUT WHO NEEDS TO KNOW. Assign a team to read all the lowest reviews. Make sure it includes the right mix of people who can react quickly and fix the problem -- before more customers can get riled.

TOUT YOUR CUSTOMERS' FAVORITES. While negative ones give insight into manufacturer or customer support problems, positive ones can make great ad copy. Use them in circulars, marketing material and on store shelves.

INCORPORATE CUSTOMER SERVICE. Negative reviews can tip off your customer service and support teams to issues that they'll soon be dealing with. Use them as early warning signs.

DON'T STOP THERE. Oriental Trading started with reviews but after seeing how people liked to share their opinions, it has turned its website into a more robust community. It asks users to help solve each others' problems and share their stories, using Bazaarvoice's other tools.

Coraline

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Other
I go ooooooooooh... when the Beldam first making the dolls.

I go whoaaaaaaa... when I'm watching the dancing mices.

I go aaaaaaaaaah... when they shot the garden of Coraline's face.

I go speechless when the screen is finally melt down into black and white, when Coraline has to hush into the house searching for her "Real" Mom and Dad.

I'll go watching it again and again and again and again and again and can't stop admiring it.

Angus, Thongs and Perfect Snogging

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Romantic Comedy
Calling my ABG years back!
Uh-ho, dats right gal... this movie is like totally cool. it's like er... it's so cool I need to hide my hicky-kinda thing.
it's like my real story in a big screen!! gosh, how cool is dat? I mean like the boys and the gals and those geeky-popular thingy with the boys and the gals. I mean it's like fantabulous, doncha think?
plus the thing dat this is British... owwh I love the accent. and the boys in the band... and the 'snogging' kinda thingy... and the school... and everything!
I mean... EVERY-THING!

this movie is BIG... I mean like REAL BIG, gang...

Kamis, 25 Juni 2009

Transformers: Revenge of The Fallen

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
the most awaited movie of the year is... biasa aja.

baiklah, memang ada lebih dari 20 robot di sana. terlalu canggih sampai jadinya terasa seperti menonton sebuah film seri di TV. agak menyesal untuk ditonton di bioskop.
memang sudah banyak review dengan rating buruk untuk film ini. salah satunya adalah terlalu banyak "beautiful pictures" seperti di Speed Racer. Hell no, this one is way worse than what Wachowsky brothers had made.
with the girls and those big boobs and Beyonce's bottom and wet lips, it's more like a rap video as they might call it. Ha-Ha...
and for you who have watched Terminator Salvation, prepare for the same ending. My God... Mr. Bay is trying just too much!

Jumat, 19 Juni 2009

Listen...

Morning for me is a long road out of hell. With the traffic jam that makes the length even longer. Not to mention the exposure of the sun that some scientists believe getting closer to the earth. this equals extremely hot.

My getaway is my beloved iPod Nano 1 GB 1st Edition, as well known as iNo.
Every morning, or simply anytime I need an immediate getaway, me and my iNo are closer then any other twins you've ever known before. Besides arranged a playlist according to the mood it creates, my habit is to put the songs in RANDOM order.

I don't know how it all started, but one morning when I need a boost of mood, I played "Taking Off" by The Cure. All of a sudden it was followed by "Fuck You Very Much", "Dance.Dance.Dance", and "Viva La Vida."

The other day, as if listens to what I wish to hear, a rockin' growlin' sound, iNo played "Talons" by Bloc Party, "White Palms" by the Black Rebel Motorcycle Club, "Hiburan Ringan" by Koil, and "Lawless" by Unkle.

Last night, when I was down... I put on "Tonight" by Lykke Li, it followed by "Catch The Windblows" By EndahNRhessa. Which automatically helped me get thru the bitter feeling and appreciate my life more than ever.

I always think that iNo has some systems arranged to find similar tunes in it. but I don't think it hurts anybody if I say that iNo really knows what I am feeling every time. iNo LISTENS to me.

You know... when you spend so much time with one person, you started to resembles one another. maybe this is what happened with me and iNo.
maybe that's why i called my 'lil friend, iNo....


Senin, 01 Juni 2009

Fanboys

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Sepertinya Amerika paling piawai bila disuruh membuat film dengan tema persahabatan. Salah satu contohnya adalah film yang satu ini.

Mengambil latar belakang kegilaan fans film fenomenal, Star Wars, 4 anak muda yang disebut sebagai Fanboys ini bercita-cita untuk pergi ke Skywalker Ranch untuk mencuri copy dari Episode I: The Phantom Menace. Bisa menontonnya lebih awal dari yang lain merupakan suatu pencapaian besar bagi Fanboys.

Persahabatan yang sempat terpecah karena alasan 'menjadi dewasa' pun kembali merekat setelah semua tahu bahwa Linus tidak memiliki umur yang cukup panjang untuk bisa menikmati segala kegilaan, terutama yang berhubungan dengan film favoritnya.

Tentu saja banyak hal yang terjadi dan terungkap selama perjalanan. Itulah yang membuat film ini cukup seru untuk ditongkrongin suatu sabtu malam...

Tapi yang patut diacungi jempol adalah niat yang teramat sangat untuk membuatnya benar-benar sarat akan napas Star Wars.

(Tapi kayanya yang bikin memang Fanboys, so I don't think it's quite a big deal... hahhhahaha)

Minggu, 31 Mei 2009

Terminator Salvation

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Action & Adventure
This time I dedicated all of the stars to McG who's being one hell of an *ssh*** for making the best of all Terminator ever...
why didn't you do it earlier?

Nothing more to say...

Kamis, 21 Mei 2009

The Boy In Striped Pajamas

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Perang di mata seorang anak umur 8 tahun, ya begini lah. Begitu naif tapi justru malah mengandung kebenaran yang sejati yang kadang luput dari perhatian mereka yang menganggap dirinya dewasa.

Anak-anak itu tidak mengenal musuh. Bila masih ingat iklan "buta warna" oleh Yasmin Ahmad, di sana diceritakan bahwa anak-anak itu masih polos dan tidak pernah mengenal ras apalagi menilai seseorang dari warna kulitnya, lalu mengapa mereka yang mengaku orang dewasa malah mengajarkan sebaliknya?

Kesunyian di akhir cerita seakan merepresentasi tenggorokan yang tercekat dan amukan emosi di dada, sebagai hasil akhir dari film yang diangkat dari novel berjudul sama karya penulis asal Irlandia, John Boyne.

Selasa, 19 Mei 2009

TVC KARTU AS CALL PROMO




Versi: Video Klip Ungu

TVC KARTU AS Bundling Sony Ericsson




Versi: Udang di Balik Batu

Angels and Demons

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other
Sejak hari pertama beredar, agak sulit untuk mendapatkan satu tiket saja. Kecuali sudah menunggu sejak loket buka pukul 11.30 siang.
Beruntungnya punya teman berkantor di bawah 21 adalah dia bisa membelikan dulu tiketnya tanpa kita harus khawatir tidak kebagian.
Jadilah 2 anak kurang kerjaan dan 1 penggemar Dan Brown duduk di baris B 11 hingga 13.
Sama sekali tidak berharap apa pun kecuali haus hiburan dan dorongan rasa penasaran. Sudah siap kecewa seperti film pertama lah.
Tapi saat puzzle-puzzle itu disuguhkan di depan mata diikuti dengan adegan sadis, mata pun semakin terbuka lebar, enggan melewatkan barang sedetik dari film ini.
Meski duduk di sebelah spoiler dan drama queen yang terkadang suka berteriak saat suasana semakin intens, saya tetap menikmatinya. Salah. Saya sungguh sangat menikmatinya. Bahkan berencana untuk menonton lagi karena saat situasi sedang genting, Account Director saya nelpon minta revisi copy saat itu juga. Revisi mudah sih, tapi dengan jantung mau copot dan rasa penasaran tingkat tinggi, sepertinya agak sulit dilakukan. SIAL!
Dengan perpaduan thriller dan disaster yang tidak dibuat asal-asalan, saya pikir 4 bintang layak untuk dikantongi meski konon katanya dipangkas sana-sini demi kepentingan durasi...

Rabu, 06 Mei 2009

The Reader

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Depresif.


Begitu kata banyak orang. Semakin memicu saya untuk segera menontonnya. Kisahnya tentang cinta sejati yang datang terlalu dini bagi si lelaki, yaitu di usianya yang ke-15 tahun, dengan seorang petugas trem bernama Hanna.
Menganggap hubungan ini hanya sebatas hubungan fisik, Hanna tidak bermaksud untuk lebih serius dengan Michael. Namun sebaliknya, Michael menginginkan sebuah hubungan normal layaknya pasangan seusianya.

Hanna pun menghilang untuk kemudian bertemu kembali dalam sebuah sidang. Michael yang telah menjadi mahasiswa hukum diajak oleh sang profesor untuk mengamati jalannya sidang. Sayangnya kali ini ia yang menjadi tertuduh atas pembantaian kaum Yahudi pada masa Nazi berkuasa. Ia dan beberapa teman yang tergabung dalam SS adalah penjaga dari kaum Yahudi yang menjadi tahanan mereka, yang dibiarkan mati terbakar dalam sebuah gereja.
Hanna dihukum penjara seumur hidup.

Meski Michael menikah dan memiliki anak perempuan, cintanya terhadap Hanna masih menghantui. Seakan tak lekang waktu, ia berusaha memulai kontak kembali dengan Hanna melalui cara paling romantis yang pernah terpikirkan.

Namun, bukan berarti cara tadi menjanjikan sebuah akhir penuh romantisme dan berakhir dengan tetes mata kebahagiaan.

Bukan. sama sekali bukan itu.

Dan itu yang saya suka.

Monsters VS Aliens

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Animation
This movie really lights up my day...
First the experience of 3D in theatre is really something. I feel like a 5 year old already as they put on the promo of the upcoming 3D movies.

And since today is Wednesday, I got all the C row for myself! That was extra...

Though it started out like romantic comedy/chick flick thingy (Thanks for the Reese Witherspoon part), the next chapter of it was very universal. I don't know but somehow the dialogue is an adult conversation not as free and innocent as for a 5 year old.

But I know I got the best part when Bob said...
"I know I don't have brain, but I got an idea!"

I think that's just brilliant!
Don't you...?

Minggu, 19 April 2009

Watchmen

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Jadi begini… Ceritanya dimulai saat… Hmm… Saya tidak yakin di mana mulainya. Babak perkenalan bintang digunakan untuk bercerita tentang sejarah masa lampau. Saya ulangi, CUPLIKAN masa lampau. Saking cuplik-cupliknya, bila Anda tidak memerhatikan (mungkin terganggu dengan komentar atau kelakuan ‘tetangga sebelah’) maka kemungkinan besar akan terjadi sebuah ‘missing link.’

Saya ini adalah contoh penonton yang tidak pernah membaca komiknya, maka itu wajar saja terjadi. Mungkin sasaran utama film ini adalah mereka para penggemar komik keluaran DC ini, sehingga mereka mengemas sedemikian rupa agar film ini agak sulit untuk dimengerti oleh orang awam.

Gaya bercerita yang lambat serta lompat-lompat membuat saya seakan semakin ‘tersesat.’ Terlalu banyak flashback yang terjadi, seolah mencari makna dari sesuatu. Ataukah hanya ingin sedikit membantu untuk mencerna dengan menceritakan detail masa lampau. Mungkin film superhero filosofis seperti ini sedang hits, saya kurang paham. Alur lambat, dialog yang dibuat ‘pintar’ serta makna-makna tersirat menjadi inti dari film dengan latar belakang ‘modern 80s’ (it’s freaking far more modern than nowadays, although the soundtrack breezes more of the year itself).

Bila Anda termasuk penggemar komiknya, saya yakin Anda tidak punya alasan untuk tetap duduk menunggu sampai akhir yang cukup ironis akhirnya datang (kecuali Anda penikmat spesial efek yang menjanjikan imaji-imaji indah seperti saya). Karena selebihnya sangat-sangat Amerika; penjagalan, banjir darah dan seks. Yang membuatnya kelihatan ‘murahan.’

Maybe then… It was all a practical joke anyway…
Semoga Anda lebih menikmatinya daripada saya…

Selasa, 14 April 2009

antara konstipasi dan inspirasi

dua jenis kemacetan yang kini menghantui
mungkinkah saling berhubungan satu sama lain?

oh nasib.

Rabu, 01 April 2009

Nick & Norah's Infinite Soundtrack

Rating:★★★★★
Category:Music
Genre: Soundtracks
Artist:Various
Sementara semua orang sudah me-review keindahan teen flick ini, saya memilih untuk membahas soundtrack yang menemani perjalanan satu malam Nick dan Norah.
kocokan gitar ringan, bunyi-bunyian unik dan melodi rock berpadu menjadi satu. Sempurna untuk sebuah 'perjalanan bodoh' ala Nick dan Norah yang berakhir dengan jatuh cinta...
terutama pada soundtrack-nya yang hingga sekarang tak pernah berhenti diulang lagi dan lagi dan lagi dan lagi di iPod saya. Bahkan saya sampai membuat list terpisah dari list lagu yang selama ini saya buat berdasarkan mood...

1. "Speed of Sound" by Chris Bell
2. "Lover" by Devendra Banhart
3. "Screw the Man" by The Jerk Offs" (Bonus)
4. "Middle Management" by Bishop Allen
5. "Ottoman" by Vampire Weekend"
6. "Riot Radio" by The Dead 60s
7. "Fever" by Takka Takka
8. "Xavia" by The Submarines
9. "Negative" by Project Jenny, Project Jan (Bonus)
10. "After Hours" by We Are Scientists
11. "Trust Your Stomach" by Marching Band (Bonus)
12. "Our Swords" by Band of Horses
13. "Silvery Sleds" by Army Navy"
14. "Baby You're My Light" by Richard Hawley
15. "Very Loud" by Shout Out Louds
16. "How To Say Goodbye" by Paul Tiernan
17. "Last Words" by The Real Tuesday Weld
18. "Nick & Norah's Theme" by Mark Mothersbaugh
19. "Electro-Socket Blues" by Rogue Wave (Bonus)

My favorite is "Last Words" dan "Ottoman". Padahal saya sama sekali gak pernah suka Vampire Weekend!

aaaaaaaaaaahh.... *memasang kembali ear plug iPod, kali ini lagunya "Lover"*

Selasa, 31 Maret 2009

Pertanyaan Nyata

Sore ini, secangkir teh panas dan novel Candace Bushnell terbaru, “One Fifth Avenue” adalah pelarian dari migren yang menyerang sejak mengurus pajak akhir minggu ini. Jangan pertanyakan novelnya. Lari dari Chuck Palahniuk ke Candace Bushnell bukan hal yang patut dibanggakan, sama sekali. Sebut saja ini sebagai kegilaan sementara, sebuah cara untuk mengalihkan perhatian untuk tidak belanja, tergoda dengan banner besar di salah satu pertokoan besar di Selatan yang meneriakkan, SALE! Saya tidak berencana untuk membeli novel ini tetapi apa sih yang saya rencanakan dalam hidup saya? Nyaris tidak ada.

Itu dia. Saya tidak pernah merencanakan apa pun karena pada dasarnya saya tidak tahu apa yang saya inginkan. Hidup saya selama ini lebih kepada apa yang mereka bilang ‘mengikuti arus.’ Hasilnya, saya pun terombang-ambing dalam arus ketidakpastian.

Dan pertanyaan ini pun kembali menyerang melalui film yang saya tonton, “How To Lose Friends & Alienate People.” Yaitu pada saat Kirsten Dunst bertanya kepada Simon Pegg atas ‘keanehannya’, “What do you want?”. Bila bekerja di sebuah majalah High End adalah impiannya, mengapa ia terus mengacau.

Lalu tepat pada halaman 70 novel yang baru saya baca tadi, pertanyaan itu kembali muncul. Kali ini salah satu karakter, Mindy Gooch, wanita yang berambisi untuk menaklukkan New York, mendatangi psikiater yang menanyakan pertanyaan andalan itu, “What do you want, Mindy? If you could have anything, what would it be? Don’t think, just answer.” Seakan bertanya kepada saya.

Mungkin yang saya inginkan adalah bahagia dalam pekerjaan saya. Menurut seseorang yang cukup dekat, itu masih terlalu lebar, harus lebih spesifik. APA YANG SAYA MAU? Bukan hanya sepasang sepatu Melissa, tetapi harus sepasang sepatu Melissa Vivienne Westwood limited edition berwarna merah dengan detail cuff di bagian pergelangan. Cukup jelas tujuannya sehingga fokus dalam mencapainya dan… tidak salah sasaran.

Sebagai informasi, saya pun mengalami sakit perut yang sama dengan Rebecca Bloomwood dalam “Confession of A Shopaholic” saat tawaran itu jatuh ke pangkuannya. Beruntungnya dia langsung menyadari bahwa bukan itu yang ia mau. Di lain pihak, saya akan menghabiskan bertahun-tahun hidup saya seperti Fish dalam “The Rocker” yang selalu dihantui pertanyaan, “What if…” dan “If only…”.

Seperti dalam The Alchemist, kadang kita harus mengambil jalan memutar hanya untuk kembali ke tujuan. Mungkin ini yang sedang saya jalani. Sebuah jalan memutar yang akan berakhir pada jawaban dari pertanyaan itu.

Memang bukan jalan yang mudah, karena ‘harta karunnya’ tidak terletak di ujung jalan tetapi malah sepanjang jalan itu. Sebuah pekerjaan rumah lainnya untuk selalu membuka telinga, mata dan hati agar ‘harta karun’ itu tetap kita dapatkan.

Dan untuk pertanyaan tadi… Kakek Goku, Gohan, dalam Dragonball Revolution selalu mengatakan, “Always have faith for who you are.”

Saya tidak bisa membohongi diri sendiri dengan mengatakan saya bahagia di sini. Mungkin memang pada dasarnya saya adalah copywriter, tetapi untuk menemukannya saya harus kehilangannya dulu.

So what do I want? Saya ingin kembali ke dunia yang menyenangkan, tanpa kepalsuan, memegang brand yang saya cintai dan hidup bahagia selama bertahun-tahun di sana. Hingga tiba saatnya bagi saya untuk pergi lagi mencari harta karun lainnya…

image: juxxo via deviantart

Senin, 30 Maret 2009

Dragonball: Evolution

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Apa ya?
Pokoknya tidak seburuk yang dibayangkan (Berarti bayangan gue parah banget!).
Menghibur (Ya haruslah).
Meski casting karakter mengecewakan.
Tapi Chow Yun Fat tidak.
Mungkin mengecewakan untuk beberapa penggemarnya, kenapa dia harus main di film kacangan ini.
Tapi produsernya Stephen Chow...
Tapi tidak ada yang tahu juga.
Seandainya mereka menggarapnya seperti Lord Of The Rings,
pasti lebih yahud.

Secara keseluruhan,
tidak rugi karena nonton di Blok M Square cuma Rp 15.000...

Antara Caleg dan Capres...

ada yang namanya Capeng alias calon pengangguran.

NAAAAAAHH...
Itulah saya, Temans... :)


Selamat mencontreng!

Minggu, 29 Maret 2009

Hari Istimewa Versi Saya Saja

Jalan-jalan tanpa arah. Mencari sesuatu yang menarik. Atau menemukan sesuatu yang baru. Jalan-jalan tanpa tujuan tertentu. Hanya mengikuti mood dan ke mana kaki ingin melangkah saja.

Tak perlu direncanakan. Tak perlu arah tujuan. Hanya teman seperjalanan dengan keinginan yang sama.

Berbekal kamera saku dan perbincangan tidak penting. Satu hari seakan enggan untuk diakhiri. Tapi bila saatnya hari berakhir, pikiran segar, ide-ide aneh (yang pada akhirnya tidak tereksekusi juga) serta foto-foto yang siap di upload di Facebook adalah oleh-olehnya.

Lebih sempurna bila dilakukan setelah sebulan penuh kepenatan dalam pekerjaan. Biasa disebut sebagai "Hari Melarikan Diri."

*Bersandar di kursi kantor yang keras sambil memikirkan kapan jadwal berikutnya...

Rabu, 25 Maret 2009

The Rocker

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
"Oke. Satu lagi film gak penting yang isinya pasti bikin ketawa maksa..."

Baiklah, saatnya berhenti menghakimi sesuatu hanya dari kulit luarnya. Saya pikir ini adalah bualan Jack Black yang lain. Ternyata ini sama sekali bukan Jack Black.

Namanya Fish (Rainn Wilson). Drummer handal band metal, Vesuvius, beraliran KISS dkk, yang tiba-tiba aja ditendang keluar oleh anggota lainnya, hanya karena produser yang mau mengontrak mereka ingin memasukkan keponakannya yang konon juga seorang drummer.
Selama 20 tahun Fish luntang-luntung, diputusin pacar, dipecat kantor. Membawanya kembali ke rumah kakak perempuannya yang punya 2 anak, laki-laki ABG nerd dan perempuan yang annoying luar biasa.
Si ABG Nerd ini, Matt, adalah anggota satu band, A.D.D., yang mau main perdana di Prom Night. Ceritanya drummer mereka dihukum tidak boleh keluar rumah oleh ibunya, sehingga Matt harus memohon pamannya, Fish, untuk menggantikan posisi drummer.
Inilah kali pertama Fish bermain untuk band emo/alternatif/whatever milik keponakannya itu. Karena wajah vokalis yang kyut selain mahir mencipta lagu, band ini dengan mudah melesat. Setelah sebelumnya video latihan mereka, di mana sang paman berlatih tanpa celana, tersebar di YouTube, jejaring andalan untuk jadi terkenal.
Meskipun mereka terkenal karena "The Naked Drummer", tetapi lagu-lagunya lumayan untuk ukuran ABG...

Overall, lumayan untuk mengisi malam minggu daripada manyun... nyun nyun nyun...

Minggu, 15 Februari 2009

Seven Pounds

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Ben Thomas, auditor pajak (IRS), memiliki misi untuk mendonasikan organ tubuhnya kepada 7 orang yang benar-benar membutuhkan. Hal ini ia lakukan setelah mengalami kecelakaan yang menewaskan 7 orang termasuk istrinya. Sebagai wujud penebusan dosa.

Pria misterius ini harus melalui berbagai riset dan melakukan pendekatan dengan orang-orang yang terpilih, dibantu oleh sahabatnya, Dan.

Ia pun nyaris membatalkan niatnya saat jatuh cinta dengan Emily Posa, wanita yang masuk dalam daftarnya.

Alur yang maju mundur membuat kita sulit untuk membangun emosi dan mengkaitkan satu peristiwa, satu orang dengan yang lain. Tidak seperti Pursuit of Happyness yang mengalir begitu saja.

Meskipun begitu, perlu diakui bahwa adegan intim Will Smith dan Rosario Dawson adalah adegan intim paling indah yang pernah saya lihat.

Sayang, saya sudah nonton Benjamin Button. Sulit rasanya untuk menyebut satu film bagus lagi... (sigh)

Generasi Biru

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Other
Inilah bagian paling menyenangkan menjadi media. Selalu menjadi sasaran utama untuk preview film sebelum beredar di publik.

Kali ini saya diajak teman untuk menonton film fenomenal karya Garin Nugroho yang teranyar, yang pasti sudah dinantikan oleh para SLANKERS, Generasi Biru.

Yah, bentuknya adalah film. Tapi bila Anda mengharapkan sebuah cerita yang lengkap dengan naik-turun-klimaks-ending, maka sulitlah untuk dikatakan sebagai sebuah film. Karena absennya skenario dalam proses pembuatan.

Lantas, apakah isinya?

Kumpulan dokumentasi SLANK dan para SLANKERS di seluruh Indonesia (hingga Timor Leste) yang diselingi dengan permainan grafis dan claymation sebagai simbolisasi masalah negeri ini. Yang terbungkus apik dalam lugasnya lirik-lirik SLANK dan seni tari garapan Jecko serta beberapa penari profesional lainnya. Membuat Anda berpikir begitu meninggalkan teater, "Ini bener bikinan Garin Nugroho??". Tentu saja selain... "Kaka seksi banget yaaah...".

Tapi beginilah cara SLANK menginterpretasikan 25 tahun perjalanan karir mereka di bumi Indonesia. Perjalanan yang berjalan sejajar dengan perubahan kondisi sosial ekonomi negara ini. Tidak heran bila film ini sarat dengan potongan-potongan adegan yang kerap kita lihat di berita TV nasional.

Film segar ini seakan ingin mengajak rakyat Indonesia untuk berkomunikasi tanpa berdialog.

Jadi, ayo berkomunikasi 19 Februari ini!

JERMAL

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Serius. Ini bukan film dokumenter. Tidak juga semi dokumenter. Meskipun proses syuting langsung dilakukan di atas jermal di tengah laut Deli Serdang. Film ini benar-benar film paling serius yang pernah saya lihat selama ini. Mulai dari proses penulisan script hingga syuting, tidak heran menghabiskan waktu kurang lebih 2 tahun untuk bisa selesai dan ditonton oleh publik.

***

Jermal, tempat penangkaran ikan di tengah laut, adalah latar belakang kisah ayah dan anak yang jauh dari kesan biasa saja ini. Johan, kepala jermal yang bertangan dingin ini mendapat kejutan dengan datangnya seorang anak laki-laki mengenakan seragam SMP, lengkap dengan tas dan buku-bukunya. Namanya Jaya. Menurut surat yang ia beri kepada Johan, ia adalah anak kandungnya.
Kehidupan di tengah lautan ala jermal memang mengasingkan penghuninya dari peradaban yang berpusat di darat. Satu-satunya kapal yang akan menepi adalah perahu yang akan mengangkut ikan-ikan untuk dijual ke pasar, selain kapal patroli untuk mencari anak-anak di bawah umur yang dipekerjakan.
Inilah yang membuat kehidupan di sana keras. Karena untuk merasakan air tawar saja mereka harus menampung air hujan. Belum lagi ajang pemalakan yang kerap terjadi di dalamnya, hanya untuk menunjukkan siapa yang berkuasa.
Maka wajar apabila Jaya, seorang anak sekolah biasa yang memiliki kehidupan normal, menjadi syok harus berusaha keras untuk beradaptasi. Apalagi sang ayah yang otoriter dan jarang berbicara mengisyaratkan penolakan terhadapnya. Tidak jarang ia berpikir untuk kabur. Satu kali ia mengayuh bak mandi sekuat tenaga tetapi jarak yang membentang seakan memakan bak mandi itu bahkan sebelum ia sampai di pertengahan.
Pengalaman-pengalaman inilah yang menempanya dan membuatnya menjadi kuat. Saking kuatnya, ia pun berubah menjadi beringas. Konsekuensi hidup telah membuatnya jauh sekali dari Jaya yang sebelumnya... yang sesungguhnya.
Perubahan ini membuat Johan sadar dan mulai menelusuri keberadaan Jaya dari surat-surat yang kerap dikirim istrinya selama 12 tahun lamanya. Surat-surat yang masih tertata rapi di dalam amplop yang tertutup rapat hingga hari itu.
Tapi apakah Jaya masih mau menerima bahkan mengakui Johan sebagai ayah kandungnya? Itu adalah tugas baru Johan untuk kembali menjadi manusia yang mengindahkan norma dan moral, untuk menjadi seorang ayah yang baik bagi Jaya.

***

Banyak isu sosial yang diangkat dengan simbolisasi-simbolisasi. Seperti sumpal telinga yang selalu dikenakan Johan setiap malam sebelum tidur, sebagai wujud ketidakpeduliannya terhadap peristiwa di luar kubik nyamannya. Atau pun kehadiran Bandi, asisten Johan yang tuna rungu tapi justru lebih bawel daripada Johan. Hingga isu anak di bawah umur yang pernah menjadi sorotan ILO beberapa tahun silam.
Memang ini bukan kisah nyata, tetapi usaha mereka untuk membuatnya senyata mungkin patut untuk diacungi jempol.
Bila film cinta telah membuat Anda muak dan menumbuhkan antipati dalam diri, melihat interaksi ayah dan anak ini akan mencairkannya kembali dengan menghadirkan bentuk cinta yang sesungguhnya, secara sederhana, tanpa rekayasa.

Bila tiba saatnya hadir di bioskop, 12 Maret 2009, saya pasti akan kembali mengantri dan menikmatinya sekali lagi.

Rabu, 28 Januari 2009

Ghost Town

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Comedy
Judul menjelaskan segalanya. Bila "Ghost" membuat Anda menangis miris dan ingin langsung memotong rambut cepak ala Demi Moore, maka film ini akan mencerahkan suasana hati. Bagaimana tidak bila Ricky Gervais menjadi nama andalannya?
Sebagai dokter gigi di Manhattan berjaket Burberry, Bertram Pincus hidup dalam ketenangan dan kenyamanan. Terutama di dalam apartemen mewahnya yang menjunjung tinggi privasi. Apalagi ia juga bukan termasuk orang yang suka bersosialisasi.
Tetapi pengalaman bersentuhan dengan alam baka, meski hanya 7 menit, telah mengubah segalanya. Kini ia merasa kota sedikit lebih penuh dengan kehadiran arwah-arwah yang mulai membuntutinya untuk meminta pertolongan menyelesaikan 'urusan yang belum selesai' milik mereka. Mulai dari suster, pekerja bangunan hingga homo telanjang ;). Semuanya bisa ia atasi dengan baik kecuali satu arwah bernama Frank Herlihy. Seorang pengusaha yang mati mendadak setelah membatalkan pembelian apartemen untuk kekasih gelapnya. Ia pikir urusannya adalah untuk membatalkan pernikahan mantan istrinya dengan laki-laki yang (menurutnya) tidak baik. Tapi ternyata ada yang jauh lebih penting daripada itu.
Awalnya Bertram sama sekali tidak berminat untuk membantu mereka, tetapi kekuatan cinta mampu meluluhkannya.
Berlatar belakang kota Manhattan di musim semi, menyelesaikan film ini meninggalkan hangat di hati.

The Curious Case of Benjamin Button

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Penasaran adalah dorongan utama untuk menonton film yang paling banyak mendapat nominasi Oscar ini. Bagaimana bisa seseorang terlahir dalam fisik tua? Diadaptasi dari cerita pendek karya F. Scott Fitzgerald tahun 1921, film ini bercerita tentang Benjamin yang mengalami masa tua sejak lahir. Keriput, rambut memutih serta disfungsi organ tubuh adalah hal yang ia akrabi di masa kecilnya, tidak lupa sebuah vonis umur pendek dari dokter. Meskipun begitu, Queenie, seorang perawat panti jompo, melihatnya sebagai anugrah, tidak seperti ayah kandungnya yang langsung meninggalkannya di tangga panti jompo. Ia merawat Benjamin kecil yang menghabiskan hari-harinya di kursi roda hingga ia berani untuk pergi berlayar pada usia belasan tahun (Tetapi dengan fisik 70 tahun). Kepergiannya ini memberi pengalaman hidup dan cinta jauh lebih banyak dari anak seusianya. Dan semua pengalamannya tersebut ia tuliskan dengan detail di buku hariannya, meski pada akhirnya ia berhenti pada saat tubuhnya berusia 7 tahun.
Alur lambat ala David Fincher membuat kita mengenal Benjamin lebih dalam dan bagaimana ia berjuang untuk tumbuh di dalam tubuhnya yang berbanding terbalik dengan usia. Kolaborasi kedua Pitt dan Fincher setelah Fight Club tahun 1999 ini kembali mengundang decak kagum. Keduanya pun mendapat nominasi bergengsi di Oscar untuk bidangnya masing-masing, Pitt untuk Best Actor dan Fincher untuk Best Director. Selain 11 nominasi lain yang telah dikantonginya.
Lalu, apa lagi yang bisa memuaskan rasa penasaran selain menontonnya?

Senin, 26 Januari 2009

Rock'n Rolla

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Foreign
Mari menyimak perputaran uang dari penjahat kelas teri sampai ke pengusaha Rusia. Bisa dipastikan jalurnya harus melewati mafia yang paling berkuasa, Lenny Cole, dan tidak lepas dari campur tangan pengacara pengusaha real estat dari Rusia, Uri.
Konflik dan intrik terjadi dan semakin rumit sejak lukisan kesayangan Uri yang dipinjamkan kepada Lenny hilang. Nama anak tiri Lenny disebut sebagai otaknya, Johnny Quid. Seorang junkie yang namanya besar di dunia musik underground, yang sering menganggap dirinya sebagai Rock 'n Rolla.
Masih banyak lagi pihak yang terlibat dalam lingkaran setan perputaran uang dan permainan kotor ala mafia lainnya, selayaknya film Guy Ritchie pada umumnya.
Jadi siapakah Rock 'n Rolla yang sesungguhnya?