Minggu, 19 April 2009

Watchmen

Rating:★★★
Category:Movies
Genre: Science Fiction & Fantasy
Jadi begini… Ceritanya dimulai saat… Hmm… Saya tidak yakin di mana mulainya. Babak perkenalan bintang digunakan untuk bercerita tentang sejarah masa lampau. Saya ulangi, CUPLIKAN masa lampau. Saking cuplik-cupliknya, bila Anda tidak memerhatikan (mungkin terganggu dengan komentar atau kelakuan ‘tetangga sebelah’) maka kemungkinan besar akan terjadi sebuah ‘missing link.’

Saya ini adalah contoh penonton yang tidak pernah membaca komiknya, maka itu wajar saja terjadi. Mungkin sasaran utama film ini adalah mereka para penggemar komik keluaran DC ini, sehingga mereka mengemas sedemikian rupa agar film ini agak sulit untuk dimengerti oleh orang awam.

Gaya bercerita yang lambat serta lompat-lompat membuat saya seakan semakin ‘tersesat.’ Terlalu banyak flashback yang terjadi, seolah mencari makna dari sesuatu. Ataukah hanya ingin sedikit membantu untuk mencerna dengan menceritakan detail masa lampau. Mungkin film superhero filosofis seperti ini sedang hits, saya kurang paham. Alur lambat, dialog yang dibuat ‘pintar’ serta makna-makna tersirat menjadi inti dari film dengan latar belakang ‘modern 80s’ (it’s freaking far more modern than nowadays, although the soundtrack breezes more of the year itself).

Bila Anda termasuk penggemar komiknya, saya yakin Anda tidak punya alasan untuk tetap duduk menunggu sampai akhir yang cukup ironis akhirnya datang (kecuali Anda penikmat spesial efek yang menjanjikan imaji-imaji indah seperti saya). Karena selebihnya sangat-sangat Amerika; penjagalan, banjir darah dan seks. Yang membuatnya kelihatan ‘murahan.’

Maybe then… It was all a practical joke anyway…
Semoga Anda lebih menikmatinya daripada saya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar